JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Bisnis kos-kosan di era kekinian ternyata kian berubah dari waktu ke waktu. Hal ini seiring dengan kebutuhan para penghuninya.
Menurut pengusaha property Andi Kingkost, tren bisnis kos-kosan ke depan memang telah mulai membentuk pada ceruk baru. Di mana para pemilik rumah kos, wajib mengikuti tren agar tetap menjadi pilihan para calon penghuni.
Andi Kingkost sendiri mengaku selalu mencoba mengikuti perkembangan kebutuhan bisnis kos-kosan, karena prinsip yang bisa mengikuti zaman yang akan bertahanlah selalu dipegang teguh olehnya.
Andi Kingkost sendiri sampai ikut mendalami bisnis peluang kos-kosan di Metaverse. Walau harga tanah tanpa wujud di dunia maya itu mulai naik daun, paling tidak dia tentu akan bersiap mengikutinya kendati harga mahal, apabila tren kecenderungan ke arah sana semakin besar.
Andi kemudian mengurai seperti apa tren kos-kosan di masa depan. Terkait hal ini, dia kemudian merinci soal jenis kos apa yang akan ditinggalkan atau tak akan laku di masa depan.
Menurutnya, jenis kos-kosan yang akan ditinggal adalah model ekonomi. Andi membagi dua rumah kos dalam dua jenis, executive adalah model kos dengan fasilitas kamar mandi di dalam. Sementara jenis ekonomi, fasilitas kamar mandi ada di luar dan digunakan bersama-sama dengan penghuni kos lainnya.
"Kalau masih pakai model begitu, tinggal tunggu mati ditinggal penghuni. Ini berdasarkan pengalaman saya ya, bukan penelitian ilmiah," kata dia di saluran Youtube KingKost, Sabtu 22 Juli 2023.
Asumsi itu dia sampaikan berkaitan dengan fakta di lapangan. Banyak teman-temannya mulai sepi peminat karena masih menerapkan model kos kamar mandi di luar.
Sementara Andi, kini lebih mendorong agar bisnis kos-kosan-nya punya beragam fasilitas lengkap. Mulai dari full furnish dan kamar mandi di dalam.
Menurut dia, bisnis kos-kosan kelas ekonomi sulit akan bertahan, apalagi jika si pemilik mematok harga tak kompetitif. Sebab selisih harga rumah kos ekonomi dan executive sangat memperngaruhi keberlangsungan.
"Apalagi kalau kita jualnya selisih harga enggak terlalu jauh dari kamar mandi di dalam. Misal yang executive Rp 1,25 juta, sementara yang kamar mandi di luar Rp 900 ribu. Selisih Rp 350 ribu bagi pekerja di ibu kota pasti akan memilih cari kamar mandi dalam," kata dia.
Dia juga bilang, 90 persen pencari kos-kosan adalah yang menginginkan kamar mandi di dalam, kendati property yang dilirik tergolong sederhana.
Terlebih di luaran sana, jika ada pengusaha kos bangun baru, mereka disebut pasti sudah menyediakan kamar dengan toilet di dalam.
"Makanya kos-kosan kamar madi di luar saya prediksi akan semakin ditinggalkkan, mau enggak mau tidak laku, mau enggak mau mereka juga harus banting harga, harus lebih turun lagi," katanya.
Untuk beberapa tahun ke depan bisnis kos-kosan ekonomi memang dianggap masih akan bisa diterima. Tetapi setelah itu, dianggap Andi akan segera musnah. Kalaupun masih bertahan, pasti sepi peminat.
Dan untuk menutupi cost bisnis kos-kosan itu, mereka akan banting harga Rp 500 ribu per bulan. Jika sudah begitu, calon penghuni tidak akan terfilter, sehingga risiko lainnya menjadi lebih besar.