Richard pun mengakui pihaknya telah melayangkan surat untuk melakukan audiensi dengan PSSI, PT LIB, Polri dan Menpora agar aturan sebaik ini dikuatkan demi kemajuan sepak bola Indonesia, khususnya kepada perilaku suporter Indonesia.
“Kita berkirim surat ke PSSI, ke PT LIB, ke Kapolri dan ke Menpora agar satu visi kalau memang ini mau kita gunakan dalam format transformasi sepak bola, ya hayu kita duduk bareng, jangan sampai mengambil keputusannya diam-diam yang akhirnya kita tidak bisa memberikan garansi kepada teman-teman gitu,” ungkapnya.
“Makanya yang masih kita dorong terus ke Exco ataupun LIB agar memang kita bisa ketemu Pak Erick Thohir langsung supaya memang kita tahu duduk persoalannya seperti apa, yang berdampak ini apa, arahnya langsung dari FIFA melalui federasi atau memang ada hubungannya dengan Polri kan gitu. Ini harus kita sinkronkan supaya teman-teman juga lebih enak, lebih elegan,” jelasnya.
Pada dasarnya Richard memastikan aturan yang dikeluarkan oleh PSSI lewat kesepakatan bersama untuk kemajuan sepak bola Indonesia patut didukung penuh. Namun, aturan-aturan yang telah dikeluarkan itu harus dikuatkan dengan sosialisasi ke publik, khususnya ke suporter-suporter sepak bola di Indonesia.
“Iya yang penting sosialisasinya intens supaya kita juga membantunya dalam penerapan dari federasi, kita bantu sosialisasi ke teman-teman juga enak, jangan dalam pengertian sudah ada keputusan, fansnya tidak disosialisasi oleh klubnya akhirnya terjadilah hal-hal yang di luar dari kendali begitu,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir mempertimbangkan untuk memberlakukan hukuman pengurangan poin bagi klub-klub yang suporternya membuat ulah di lanjutan Liga 1 2023-2024.
Wacana itu disampaikan Erick Thohir sebagai respons atas insiden kericuhan yang terjadi di dua laga Liga 1 awal musim ini. PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) disebut tengah menggodok rencana tersebut. (Ril)