Sorot: Jam Kerja Dua Shift Atasi Kemacetan?

Selasa 18 Jul 2023, 06:00 WIB
Data Traffic Index mengungkap tingkat kemacetan Jakarta adalah 34 persen dan menduduki peringkat 46. (Foto: Poskota/Yono)

Data Traffic Index mengungkap tingkat kemacetan Jakarta adalah 34 persen dan menduduki peringkat 46. (Foto: Poskota/Yono)

KERJA dari rumah atau work from home (WFH) tampaknya sedang melanda pelaku usaha, khususnya di Jakarta. Kondisi lalulintas yang semakin macet tak terkendali, telah memaksa pihak Pemprov memeras otak mencari solusinya.

Wacana membagi waktu jam masuk kerja pun digulirkan, gagasan membaginya menjadi dua shift dilemparkan pihak Pemprov, yakni jam 08.00 dan jam 10.00.

Pihak pelaku usaha justru lebih setuju jika dilakukan kembali WFH, karena menurut mereka, terbukti mampu mengurangi kepadatan jalan raya.

Namun jika dicermati, keberhasilan mengurai kemacetan sebenarnya lebih mungkin kepada cara menyiasati jarak rumah dengan tempat kerja dibandingkan mengatur jam masuk kerja.

Kenapa tidak disiasati dengan strategi berbagi tempat kerja misalnya. Setiap pusat-pusat pelayanan atau perusahaan membagi tempat kerja mereka sesuai rumah masing-masing pegawainya. Dengan cara demikian waktu tempuh ke tempat kerja menjadi lebih singkat, karena mereka bisa bekerja ke tempat terdekat sesuai lokasi yang telah menjalin kerjasama dengan perusahaan atau kantor mereka.

Adapun pemberlakuan kembali work from home, dalam batas tertentu lebih sederhana dan lebih mudah dilakukan, namun perlu manajemen waktu yang ketat dari masing-masing penerima tugas. Maklum hal ini sangat potensial untuk terganggu dengan kepentingan pribadi yang sangat relate dengan rumah tangga.

Kalaupun sulit untuk menjalin kerjasama karena perbandingan antara jumlah pegawai dan lokasi kerja yang tidak seimbang, maka kebutuhan lokasi kerrja selebihnya bisa saja diakali dengan mengambil tempat khusus yang disediakan penyedia jasa work space. Bukankah saat ini sudah menggejala bidang usaha serupa itu di kota-kota besar?

Jika pilihan terakhir tadi yang dipilih, maka selain solusi mempersingkat jarak tempuh ke lokasi kerja, juga akan merangsang pertumbuhan usaha penyedia work space di pusat-pusat pertumbuhan penduduk. Dan dengan sendirinya mereka juga akan merekrut pegawai yang berada di seputaran tempat usahanya.

Teknologi informasi yang kian mumpuni sepertinya akan mampu mengatasi masalah keamanan kerja, yang potensial muncul seiring tersebarnya poegawai ke berbagai sudut kota, sementara kantor yang semula menjadi pusat-pusat kesibukan para pegawai, mungkin sebagiannya akan menjadi tak terpakai.

Kondisi demikian juga akan menambah peluang usaha, misalnya menyewakannya kepada pegawai kantor lain yang tempat tinggalnya di sekitar ruang kerja tadi.

News Update