JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan menyebut Menteri Pertahanan Prabowo Subianto merupakan sosok calon presiden (capres) pilihan kalangan milenial. Hal itu terbukti dari tingkat elektabilitas Prabowo Subianto yang kian melesat.
“Ya dari dulu, dari 2014 dan 2019, banyak pemilih milenial maupun post milenial yang memilih Prabowo Subianto,” kata Djayadi, dalam keterangannya, Rabu (12/7).
Djayadi menjelaskan jika, tingkat keterpilihan Ketua Umum Partai Gerindra di kalangan milenial itu terbilang tinggi. Bahkan, menurutnya, lebih tinggi jika dibandingkan pilihan kepada kandidat capres lainnya yaitu Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
“Untuk sementara, memang dukungannya di kalangan pemilih milenial ya cenderung lebih tinggi dibandingkan para pemilih milenial terhadap Ganjar Pranowo atau Anies Baswedan,” lanjut Djayadi.
Pilihan milenial kepada Prabowo Subianto terekam dalam survei yang diselenggarakan oleh LSI periode 1-8 Juli 2023 dengan jumlah responden sebanyak 1242 orang. Dalam survei tersebut, menteri pertahanan andalan Presiden Jokowi itu hampir menguasai semua segmen usia pemilih.
Di kalangan pemilih muda dengan usia kurang dari 21 tahun, Prabowo Subianto berhasil mendapatkan dukungan sebesar 46,5 persen. Kemudian, pada klaster usia produktif 22-25 tahun dan 26-40 tahun, orang nomor satu di Partai Gerindra tersebut berhasil mengantongi suara masing-masing sebanyak 39,1 dan 39,5 persen.
Kemudian, Prabowo Subianto juga unggul di kalangan pemilih dengan rentang usia lebih dari 55 tahun. Pada rentang usia tersebut, Prabowo Subianto berhasil meraup dukungan sebesar 35,2 persen.
Tak hanya tingkat dukungan milenial kepada Prabowo Subianto, tingkat elektabilitas Prabowo Subianto secara keseluruhan juga terbukti unggul dari Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Pada survei yang sama, Prabowo Subianto terbukti unggul dari kandidat capres lainnya. Capres Partai Gerindra itu berhasil mengantongi elektabilitas sebesar 35,8 persen, diikuti oleh Ganjar Pranowo 32,2 persen dan Anies Baswedan 21,4 persen.
Kendati demikian, Djayadi menekankan jika para capres yang akan berlaga di Pilpres 2024, harus menargetkan suara kepada para pemilih muda. Tak hanya para pemilih muda saja yang harus mendapatkan perhatian lebih, menurut Djayadi, para pemilih non milenial juga harus diperhatikan karena terdapat lebih dari 48 persen.
“Saya kira itu, tapi kan perbedannya tidak terlalu banyak jadi pemilih milenial itu memang harus ditarget oleh semua kandidat,” pungkas Djayadi.
.jpg)
