JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pertahanan udara Ukraina berhasil menghancurkan tujuh dari delapan rudal yang ditembakkan oleh militer Rusia pada Selasa malam, kata para pejabat.
Yuri Ihnat, juru bicara Komando Angkatan Udara bersenjata Ukraina, mengatakan bahwa tentara Rusia menembakkan rudal tersebut dari Laut Kaspia sekitar pukul 17:00 waktu setempat pada hari Selasa. Rudal dikatakan telah diluncurkan ke arah provinsi tengah, selatan dan barat.
“Pada 2 Agustus sekitar pukul 17:00 penjajah melancarkan serangan rudal dari Laut Kaspia menggunakan pembom strategis Tu-95 (Tu-160),” kata Ihnat dalam video yang dipublikasikan di halaman Facebook Komando Angkatan Udara.
“Total delapan rudal jelajah tipe X-101 (X-555) diluncurkan ke arah oblast Ukraina tengah, selatan dan barat," sambungnya.
Menurut laporan itu, tentara Ukraina menghancurkan tujuh dari delapan rudal, enam di antaranya terkena rudal anti-pesawat dan satu ditembak jatuh oleh seorang pilot pesawat tempur. Namun, salah satu rudal menghantam wilayah Oblast Lviv.
Rudal menghantam unit militer dan menyebabkan dua ledakan di wilayah Chervonohrad. Sebelum berita ini ditulis, masih belum jelas berapa banyak korban yang tewas dalam serangan rudal tersebut. Menurut pesan Telegram dari Maksym Kozytskyi, kepala administrasi militer wilayah Lviv, tidak jelas berapa banyak bangunan yang hancur.

Perang Rusia - Ukraina (THE MYKOLAIV RE)
Serangan rudal itu terjadi enam bulan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan Invasi 'operasi militer khusus' ke Ukraina pada Februari lalu. Sejak itu, total 5.327 warga sipil Ukraina telah tewas, termasuk 3.148 di wilayah Donetsk dan Luhansk. Menurut Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR), sebanyak 7.257 warga sipil juga terluka dalam perang tersebut.
Diketahui, tentara Rusia merebut beberapa wilayah Ukraina pada hari Selasa, termasuk Kherson, Zaporizhzhia dan Luhansk. Tentara Rusia kini berkonsentrasi menduduki Donetsk, yang bersama dengan Luhansk membentuk seluruh wilayah Donbas.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Sabtu mendesak penduduk Donetsk yang tersisa untuk mengungsi sementara lantaran tentara negara tengah mempertahankan wilayah itu dari Rusia.