JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, telah mengusulkan penggunaan senjata nuklir untuk mengakhiri perang Rusia - Ukraina yang telah berlangsung selama 16 bulan lamanya itu.
Medvedev, yang menjabat sebagai wakil presiden Dewan Keamanan Rusia, menekankan dalam pesan video yang dikirim ke saluran Telegramnya bahwa perang Rusia melawan Ukraina harus segera dihentikan.
Mantan pemimpin Rusia itu mengklaim, jika Rusia menggunakan senjata nuklir, perang di Ukraina 'bisa berakhir dalam hitungan hari'.
“Secara umum, perang apa pun, bahkan perang dunia, dapat segera diakhiri: baik dengan menandatangani perjanjian damai atau dengan mengadopsi langkah-langkah yang serupa dengan apa yang dilakukan Amerika pada tahun 1945 ketika mereka mengerahkan senjata nuklir dan membom dua kota Jepang, Hiroshima dan Nagasaki," ujarnya dalam laporan The New Voice of Ukraine.
"Mereka tidak dapat disangkal mengubah jalannya kampanye militer, dengan mengorbankan hampir 300.000 nyawa warga sipil tak berdosa," sambung Medvedev.

Perang Rusia - Ukraina (AFP/Alexander Nemeno)
Medvedev mengklaim bahwa militer Rusia 'modern dan heroik' ketika analis Barat menganggapnya ketinggalan zaman dan hanya mengandalkan 'metode dan senjata abad yang lalu'. Ia juga menjelaskan, keberhasilan Ukraina di medan perang berkat dukungan yang diterima dari mitra internasional.
Pada hari Senin, Medvedev mengklaim bahwa skenario kiamat nuklir sangat mungkin terjadi. Dia mengutip dua alasan untuk skenario seperti tersebut, seperti ketegangan antara Barat dan Rusia serta kurangnya tabu dalam penggunaan senjata nuklir, lapor Anadolu Agency milik pemerintah Turki.
Pada saat yang sama, Kremlin membantah laporan bahwa Presiden China Xi Jinping secara pribadi telah memperingatkan Putin agar tidak menggunakan senjata nuklir di Ukraina.
Dilaporkan dari The Guardian, Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada para awak media pada hari Rabu bahwa dia "tidak dapat mengkonfirmasi" apakah Xi Jinping memberi tahu Putin tentang penggunaan senjata nuklir ketika dia mengunjungi Moskow, Rusia pada bulan Maret lalu.
Peskov menanggapi laporan Financial Times bahwa pemimpin China dilaporkan telah menyatakan keprihatinan tentang kemungkinan Rusia menggunakan senjata nuklir untuk melawan Ukraina, mengutip pejabat Barat dan China yang tidak disebutkan namanya. Pejabat senior administrasi Biden mengklaim bahwa pejabat China secara pribadi memujinya karena mundur dari ancaman nuklir Putin.
Rusia sebelumnya telah menyatakan kemungkinan menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan wilayahnya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pada konferensi pers pada bulan Juni bahwa penggunaan senjata nuklir hipotetis Rusia "dalam kerangka tujuan pertahanan yang ketat." Namun dirinya menambahkan jika negara tersebut tidak menginginkan konflik nuklir.