ADVERTISEMENT

Prabowo Satria Piningit ke-8?

Kamis, 6 Juli 2023 13:13 WIB

Share
Prabowo Subianto dikait-kaitkan dengan sosok Satria Piningit ke-8. (Instagram/prabowo)
Prabowo Subianto dikait-kaitkan dengan sosok Satria Piningit ke-8. (Instagram/prabowo)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sosok Satria Piningit belakangan kembali ramai diperbincangkan di ruang publik. Sosok ini memang selalu lekat disinggung tiap jelang masa pergantian pemimpin di Indonesia. 

Satria Piningit dianggap sebagai oase di tengah kebuntuan rakyat akan sosok pemimpin idola yang kerap dikaitkan dengan ramalan Jayabaya paling populer.

Banyak pihak lantas mengait-kaitkan sosok Satria Piningit dengan sederet nama bakal calon presiden yang meramaikan bursa survei, Prabowo Subianto salah satunya.

Dalam buku Menunggu Satrio Piningit (2011) garapan Yanuar Arifin, Prabu Jayabaya meramalkan bahwa bangsa Indonesia akan memasuki zaman kalabendhu (carut-marut). Ketika itu terjadi, akan ada Satria Piningit yang datang, serta membawa Indonesia keluar dari situasi tersebut.

Prabu Jayabaya sendiri merupakan Raja Kediri yang memerintah sekira tahun 1135-1157. Dia dikenal pula dengan ramalannya tersirat, namun akurat di masa sekarang. Sejumlah bukti telah banyak disaksikan masyarakat.

Adapun apa yang disampaikan Jayabaya tak terlepas dari teologi Jawa, di mana digambarkan bagaimana keadaan tanah Jawa, sejak awal hingga akhir nanti.

Asal Usul Satria Piningit

Pakar Budaya Jawa, Bagus Suratyo mengatakan, Prabu Jayabaya sebenarnya pernah memetakan tiga zaman besar keadaan tanah Jawa sejak awal hingga ujung. Tiga zaman besar itu masing-masing disebut memiliki periode 700 tahun matahari atau 721 tahun bulan.

Ketiga zaman besar tersebut adalah zaman Kali Swara, zaman Kali Yoga, dan zaman Kali Sangara.

"Sebenarnya ada 7 zaman. Akan tetapi empat tidak disampaikan, karena keterbatasan jangkauan kita sebagai manusia," kata Romo Bagus seraya menyinggung zaman Kali Dumadi, Kali Purwa, Kali Nasditya, dan Kali Peteng.

Di dalam zaman Kali Sangara atau ketiga, terbagi lagi menjadi tujuh tahapan. Ketujuhnya adalah Kala Jenggo, Kala Sakti, Kala Jaya, Kala Bendu, Kala Subo, Kala Sumbowo, dan Kala Surata. 

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT