ADVERTISEMENT

Bantah Bekingi Al Zaytun, Moeldoko Tak Mau Izin Ponpes Itu Dicabut: Jangan Buru-buru ke Situ!

Selasa, 27 Juni 2023 09:24 WIB

Share
Moeldoko bicara soal Ponpes Al Zaytun. Foto: Setkab.
Moeldoko bicara soal Ponpes Al Zaytun. Foto: Setkab.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko membantah kabar yang menyebut dirinya menjadi pelindung alias pelakon beking dari Ponpes Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat yang dipimpin oleh Panji Gumilang.

Moeldoko sendiri memang mengaku sempat mengunjungi Ponpes Al Zaytun itu untuk memberikan ceramah kebangsaan.

Menurut Moeldoko, secara garis besar dirinya melihat praktik-praktik kebangsaan didirikan sangat baik di Ponpes Al Zaytun itu. Akan tetapi dirinya tak tahu jika benar ada penyimpangan terkait agama Islam di sana.

"Saya kan tidak lihat secara utuh di dalam. Tetapi yang saya lihat bahwa norma-norma kebangsaan berjalan di sana," kata Moeldoko disitat Selasa 27 Juni 2023.

Norma-norma kebangsaan yang dimaksud salah satunya adalah adanya lagu Indonesia Raya dan selalu dinyanyikan oleh para santri dan anak didik di Ponpes Al Zaytun. 

"Tetapi kesehariannya kan aku enggak di situ. Tetapi saya hanya melihat bahwa nilai-nilai kebangsaan seperti Pancasila dan seterusnya selalu dibicarakan di sana," kata Moeldoko.

Moeldoko bilang, saat ini banyak pihak mulai fokus menyelesaikan permasalahan yang terjadi di tubuh Al Zaytun. Dia meminta semua pihak terkait untuk bersikap sesuai tupoksinya masing-masing.

Apalagi ada lembaga-lembaga di Indonesia yang membidani masalah-masalah yang ditengarai ada di dalam Ponpes Al Zaytun.

"Saya pikir semuanya akan bereaksi, kalau terjadi ada penyimpangan di sisi ajaran agama Islam, kan ada MUI, bertindak dong, tetapi sekarang kan sudah. Kalau ada penyimpangan di bidang ideologi kan ada BPIP," kata dia.

Moeldoko juga berharap agar masalah yang terjadi di Ponpes Al Zaytun ini tak boleh dibiarkan berlarut-larut. Sebab ada ribuan anak yang dididik di sana. Sehingga perlu ada kepastian dari negara.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Rendra Saputra
Editor: Rendra Saputra
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT