ADVERTISEMENT

Kopi Pagi Harmoko: Crah Agawe Bubrah

Kamis, 22 Juni 2023 06:16 WIB

Share
Kopi Pagi Harmoko
Kopi Pagi Harmoko

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Stop pertikaian apa pun bentuknya. Singkirkan prasangka buruk dan saling curiga.Sedikit konflik akan berdampak sistemik, merugikan masyarakat. Lebih dari itu pertikaian hanya meninggalkan goresan yang tak mudah terlupakan.”

-Harmoko-

 Ada pepatah yang begitu melegenda, “ Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh

Dalam filosofi Jawa juga dikenal” Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah,” Pepatah luhur ini bukan sekadar tontonan kata- kata, tetapi dapat kita jadikan sebagai tuntutan hidup, dengan mengamalkannya, bukan sebatas menghafalnya.

Makna yang dapat kita resapi adalah perselisihan, pertikaian, pertengkaran akan membawa kepada perpecahan. Sementara perpecahan (perceraian) apa pun alasannya akan membawa kesengsaraan.

Sedangkan guyub rukun, akan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, memantapkan stabilitas nasional sebagai modal utama menggerakkan roda pembangunan yang berkesinambungan menuju masyarakat adil makmur sebagaimana cita – cita negeri ini didirikan.

Haruskah kita bercerai berai? Jawabnya tentu saja tidak. Jika demikian halnya, sudah seharusnya kita semua komponen bangsa meniadakan benih – benih perselisihan dan permusuhan. Bahkan, tak sebatas meniadakan, tetapi mencegah embrio perselisihan hanya karena beda pilihan dan dukungan  jelang gelaran pemilu.

Dapat dipahami, beragam strategi, taktik, manuver politik dilakukan oleh masing – masing kandidat dan para pendukungnya, simpatisan dan relawannya untuk memenangkan kompetisi. Tetapi tidak lantas kebablasan, salah arah, mengabaikan etika dan norma dalam berkompetisi secara sehat, jujur dan adil sebagai panduan utama dalam perhelatan pesta demokrasi.

Intrik politik menebarkan kebencian dengan mengumbar aib keluarga terhadap lawan politiknya sudah bukan zamannya lagi, boleh jadi tak laku dijual karena masyarakat semakin cerdas menilai mana manuver yang cerdas dan berkualitas. Mana pula yang sebatas pandai menggagas, jauh dari realitas.Pintar membolak – balik komentar, tapi jauh dari hal yang mendasar bagi kepentingan bangsa dan negara.

Orang bilang omdo bagaikan “Kakehan gludhug kurang udan” – banyak bicara, tetapi minim usaha. Padahal satu aksi lebih berharga, ketimbang satu juta kata – kata.

Saatnya menyudahi pertentangan pendapat yang hanya memanaskan suasana. Suasana ayem tentrem, adem  ayem perlu diwujudkan dengan keteladanan para elite politik, bukan sebaliknya melontarkan pernyataan yang semakin mengeruhkan.

Kita perlu berkomitmen memerangi penebar fitnah, penyebar  hoax yang dinarasikan sedemikian rupa untuk memprovokasi. Menghalau sikap mau menang sendiri, benar sendiri tanpa mau menghargai perbedaan seperti diamanatkan falsafah bangsa kita, Pancasila.

Suasana teduh dan sejuk menjadi dambaan bersama guna mengantar pemilu yang damai, aman dan nyaman, meski tak lepas dari perbedaan pilihan dan dukungan.

Sedikit konflik dan rusuh berdampak sistemik merugikan masyarakat. Lebih luas lagi, bangsa dan negara.
Lebih dari itu pertikaian hanya meninggalkan luka dalam dan goresan yang tak mudah terlupakan, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.

Untuk itu stop pertikaian apa pun bentuknya. Singkirkan prasangka buruk dan saling curiga.

Wujudkan politik adem ayem seperti sering dikatakan para elite politik. Jangan sebatas retorika yang penuh euforia, tetapi jauh dari fakta.

Para simpatisan dan relawan, utamanya dari generasi milenial dan digital, hendaknya lebih diarahkan untuk mengemas konten kreatif  melalui kanal – kanal di media sosial, dalam upaya melawan hoax, mengikis embrio disintegrasi sosial, perselisihan dan beda pendapat yang, kadang, tak berkesudahan.

Ingat! Membangun bangsa harus dilakukan bersama – sama oleh seluruh kekuatan sosial dan politik. Bersama dalam artian tanpa prasangka dan curiga, meski terdapat perbedaan pandangan dan sikap politik, tetapi tujuan utamanya adalah membangun bangsa ke depan lebih baik lagi melalui pemilu yang bersih, jujur dan adil.

Pemilu yang akan mengantarkan rakyat dalam kehidupan yang sejahtera lahir batin. Adil dan makmur.

Kehidupan yang ayom, ayem, tentrem. Penak golek sandang pangan - nyaman untuk mencari nafkah dan penghidupan. 
Tak ada pertikaian. Keributan hanya terjadi dalam canda-ria, olok olok mengundang tawa untuk kemeriahan, kegembiraan dan keakraban.

Ini bukan mimpi, tetapi akan menjadi kenyataan, jika terdapat kehendak yang sama untuk mewujudkannya. (Azisoko).

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT