Pengakuan Tokoh NII Antar 16 Santri Ponpes Al Zaytun Dugem di Indramayu: Saya Saksi Hidup

Rabu 21 Jun 2023, 11:35 WIB
Eks tokoh NII Ken Setiawan bicara soal Ponpes Al Zaytun Indramayu. Foto: Ist.

Eks tokoh NII Ken Setiawan bicara soal Ponpes Al Zaytun Indramayu. Foto: Ist.

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Tokoh sekaligus pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan memberi pengakuan mengejutkan perihal kesaksiannya terhadap oknum santri Ponpes Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat.

Menurut Ken, dirinya pernah mengantarkan 16 oknum santri Ponpes Al Zaytun dugem di tempat pelacuran terbesar di Indramayu.

"Saya sendiri saksi hidup antar 16 santri itu dugem di tempat pelacuran terbesar di Indramayu," kata Ken di Catatan Demokrasi, disitat Rabu 21 Juni 2023.

Ken bilang, bisa jadi oknum santri-santri Al Zaytun itu memang masuk dalam kelompok anak-anak nakal. Namun hal yang ia tekankan, bahwa peristiwa itu memang terjadi, dan benar adanya.

Ken lantas menyinggung perihal aksi pencarian dana lewat mencuri yang biasa dilakukan di Ponpes Al Zaytun. Menurut Ken, pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang selama ini memang tak pernah mengeluarkan anjuran untuk mencuri.

Akan tetapi, Panji Gumilang selalu menekankan harta orang-orang di luar kelompok mereka, termasuk harta orang tua yang belum dibaiat boleh diambil, karena mereka bagian dari kafir.

Ken yang ketika itu sudah berusia 20 tahun (2000-2002), mengaku setiap hari melakukan aksi perampokan. 

"Misal setiap bulan harus bawa Rp 10 miliar, dapatnya Rp 1 miliar, itu enggak berani pulang kita. Kalau pulang, buka baju, akan dicambuk kalau belum luka belum berhenti," katanya.

Adapun hukuman cambuk dilakukan oleh para petinggi terirori. Sebab menurut dia, di Al Zaytun dan NII, mereka sudah punya struktur negara, ada RT, RW, Lurah, Camat, dan sebagainya.

Pembantu Baru Kerja Langsung Merampok: Itu Kita

Ken kemudian mengungkap berbagai cara kelompoknya mencari dana. Salah satu modus yang dulu kerap dilakukan adalah menjadi pembantu di komplek elite di Jakarta.

"Jadi kalau kita butuh dana, tahun itu ya, mohon maaf, itu kalau ada pembantu baru satu hari kerja langsung gasak harta majikan, itu kerjaan kawan-kawan semua," kata dia.

"Pernah satu hari kita dapat di atas Rp 1 miliar. Jadi kalau kita butuh dana siapkan cewek perempuan 5 orang, palsuin ijazah, KTP, dan kartu keluarga, kita enggak usah lama-lama, cari orang yang misalnya komplek elite, Pondok Indah, Permata Hijau, Kalibata, tak perlu seminggu, satu hari majikan pergi, anak pergi sekolah, langsung telepon dia telepon, kita langsung bawa mobil, kalau perlu bawa truk (ambil barang-barangnya)," kata Ken.

Ken juga bilang, mereka kerap membuat yayasan yatim piatu, yayasan dhuafa, yang hingga kini masih berdiri di bawah asuhan Ponpes Al Zaytun. 

Mereka sadar bahwa orang Indonesia baik, baik, dermawan-dermawan, sehingga cara ini bisa digunakan secara massif.

Adapun cara kerjanya berkelompok dan berdiri di ATM, foodcourt, halte busway, di rumah makan, sampai minimarket.

"Dan itu hasilnya besar. Yang penting organisasinya jelas, proposal, surat tugas, kartu nama, KTP. Dan satu yayasan, dalam satu bulan ada yang dapat 10 miliar, dan mereka punya cabang di seluruh Indonesia," katanya.

News Update