JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Founder Indonesian Crime Analyst Forum Mustofa Nahrawardaya mengomentari ramainya kasus Ponpes Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat.
Menurut Mustofa, dirinya tak heran dengan segala kejanggalan yang ada di Ponpes Al Zaytun Indramayu.
Sebab dia percaya bahwa Ponpes Al Zaytun Indramayu ini banyak terjamah oleh tangan-tangan misterius. Dan sangat terlambat jika kasus Al Zaytun ini baru viral belakangan ini.
Sebab Kapolri saat itu, Dai Bachtiar, di 2002 sudah melabeli Ponpes Al Zaytun Indramayu sebagai kelompok sesat yang terindikasi berkaitan dengan terorisme dan ekstrimisme.
"Jadi kalau sekarang baru kita bahas, sebenarnya mohon maaf terlambat. Cuma saat itu Pak Panji Gumilang membantah bahwa mereka bukanlah kelompok seperti itu," kata Mustofa disitat Catatan Demokrasi, Rabu 21 Juni 2023.
Lantaran media sosial belum seperti sekarang ini, maka proses bantah-membantah antara Dai Bachtiar dengan Panji Gumilang tidak terfollow up dengan baik.
Berbeda dengan sekarang di mana segala kontroversial Panji Gumilang bisa terekspose dengan vulgar, dan masyarakat bisa mencermatinya dengan seksama.
Semua Terpesona Ponpes Al Zaytun Indramayu
Mustofa menyayangkan lamanya penindakan terhadap Ponpes Al Zaytun yang dianggap sesat. Padahal pelabelan sudah berlangsung sejak 20 tahun lalu.
Disayangkan kembali, Mabes Polri atau pihak-pihak yang berwenang dinilai sama sekali tidak bisa mengupdate apa hasil pekerjaan mereka selama ini.
"Termasuk mohon maaf nih, Kementerian Agama, hampir saya baca di Google itu hampir 4-5 Menteri Agama ke sana, disambut dengan lagu kebangsaan kita, cipika-cipiki, lalu setelah pulang bilang kalau Al Zaytun itu lembaga pendidikan terbaik Indonesia," heran Mustofa.
Mustofa sendiri sebenarnya sudah menaruh kecurigaan soal Ponpes Al Zaytun Indramayu ini sejak lama. Dalam setahun Ponpes itu mengaku bisa mengelola uang Rp 500 miliar lebih.