ADVERTISEMENT

Kopi Pagi: Saat Ini dan Nanti

Senin, 12 Juni 2023 06:03 WIB

Share
Kopi Pagi. Gambar: Poskota.
Kopi Pagi. Gambar: Poskota.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

“Hari ini harus lebih baik dari kemarin hendaknya terpatri dalam kehidupan sehari – hari. Lebih luas lagi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Lebih baik dalam semua hal, termasuk aktivitas politik..”

-Harmoko-
 
Ada pepatah mengatakan, “Jangan awali hari ini dengan penyesalan kemarin, karena akan mengganggu hebatnya hari ini dan akan merusak indahnya hari esok.”

Dengan menyesali kejadian kemarin, yang sudah lalu, sudah lewat, akan menutup peluang yang begitu gemilang hari ini, saat ini, sebagai dasar pijakan hari esok.

Bukankah sering dikatakan masa lalu bukan milik kita lagi karena sudah kita lewati. Masa yang akan datang belum tahu pasti apa yang bakal terjadi. Yang kita miliki adalah masa sekarang, saat ini, yang sedang kita jalani. Sekarang lah saatnya kita berbuat untuk kemajuan hari esok, yang akan datang.

Masa lalu sebagai sejarah sebagaimana dipesankan para pejuang kemerdekaan, pendiri negeri kita tercinta ini. Dengan belajar dari masa lalu berarti kita belajar dari pengalaman yang sudah terjadi sebagai pijakan untuk masa depan.

Hanya saja belajar masa lalu, belajar sejarah bukan lantas kita kembali ke masa lalu, tinggal di masa lalu, hidup seperti masa lalu.

Segala atribut masa lalu, sudah kita tinggalkan dan hendaknya segala persoalan masa lalu pun ditanggalkan, tidak disertakan dalam kehidupan sekarang, yang tentu akan mengganggu indahnya masa depan.

Begitu juga segala peristiwa yang terjadi di masa lalu, seperti perseteruan,  segala macam ketersinggungan, gesekan dan perselisihan politik di masa lalu, hendaknya dilupakan. Tidak disertakan dalam kehidupan sekarang.

Mestinya tak ada lagi perselisihan politik periode masa lalu, masih hidup di era sekarang,di tahun politik sekarang ini.

Jika dendam politik masih ada, tak ubahnya kembali hidup ke masa lalu. Ini sebuah kemunduran, bukan kemajuan.Sementara tujuan hidup sebagaimana dianjurkan para leluhur adalah menghapus masa lalu, mengubah masa kini dan menata masa depan.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT