ADVERTISEMENT

Indonesia Peringkat Kedua Negara Boros Pangan, Mendagri Ajak Pemda Lakukan Ini

Rabu, 7 Juni 2023 18:13 WIB

Share
Mendagri Muhammad Tito Karnavian saat rapat Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar secara hybrid.(ist)
Mendagri Muhammad Tito Karnavian saat rapat Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar secara hybrid.(ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA,POSKOTA.CO.ID - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian serukan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mengampanyekan Stop Boros Pangan kepada masyarakat

Itu diutarakan berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas) Indonesia menjadi negara nomor dua di dunia dengan tingkat boros pangan atau Food Loss and Waste (FLW) setelah Arab Saudi. 

Hal ini ditegaskan Mendagri dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar secara hybrid dari Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP), seperti dikutip Rabu (7/6/2023).

"Kita termasuk negara nomor dua setelah Saudi, ini mungkin informasi yang menarik, tapi kami kira kita perlu merumuskan nanti badan pangan pemerintah pusat perlu merumuskan ini kampanye mengenai Stop Boros Pangan ini," katanya. 

Mendagri menilai kampanye Stop Boros Pangan saat ini belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat Indonesia. Untuk itu, Pihaknya meminta kepada pemerintah pusat dan daerah agar melakukan tindakan dalam rangka menghemat pangan. 

 

"Kampanye mengenai Stop Boros Pangan ini belum begitu dicerna oleh masyarakat, oleh kita semua, apa yang harus dilakukan riilnya baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan juga masyarakat dalam rangka untuk menghemat pangan, supaya tidak terjadi pembuangan terbuang sia-sia," tegasnya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Bapanas I Gusti Ketut Astawa dalam paparannya mengatakan, secara global ada sebanyak 1,3 miliar ton makanan terbuang setiap tahun. 

Angka ini setara dengan 1/3 pangan yang diproduksi untuk dikonsumsi penduduk dunia. Khusus untuk Indonesia, timbunan FLW pada tahun 2000 hingga 2019 mencapai 23-48 juta ton/tahun. 

"Mudah-mudahan jargon Stop Boros Pangan ini yang begitu besar bisa kita turunkan sehingga akan lebih bermanfaat dan bisa memacu ekonomi kita itu sendiri," Gusti menambahkan. (johara)

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Agus Johara
Editor: Deny Zainuddin
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT