ADVERTISEMENT

Ketua BKSAP Buka Sidang Komite untuk Perempuan Parlemen AIPA di Sumbar

Senin, 5 Juni 2023 14:19 WIB

Share
Foto: DPR RI menggelar sidang Komite untuk Perempuan Parlemen 'ASEAN Inter-Parliamentary Assembly'(Ist.)
Foto: DPR RI menggelar sidang Komite untuk Perempuan Parlemen 'ASEAN Inter-Parliamentary Assembly'(Ist.)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - DPR RI menggelar sidang Komite untuk Perempuan Parlemen 'ASEAN Inter-Parliamentary Assembly' (WAIPA) di Padang, Sumatera Barat.  

Ketua BKSAP DPR RI Fadli Zon dalam sambutannya mengatakan, sidang ini merupakan bagian dari dialog di antara Anggota AIPA untuk mempromosikan kepemimpinan perempuan dalam semua aspek. Peran perempuan dalam masyarakat sangat signifikan. Di saat pandemi saja misalnya, 70 persen tenaga kesehatan di dunia ialah perempuan. 

"Dalam masa pemulihan pasca pandemi saja, semakin banyak perempuan yang memasuki angkatan kerja dan memberikan kontribusi bagi masyarakat dan perekonomian nasional," kata Fadli saat memberikan sambutan di sidang WAIPA, di Padang, Sumatera Barat (5/6/2023).

Maka dari itu, AIPA melihat pentingnya keterwakilan perempuan dalam posisi kepemimpinan dan badan pembuat keputusan.  "Oleh karenanya mempromosikan partisipasi perempuan di parlemen dan posisi kepemimpinan lainnya tetap menjadi prioritas di negara-negara ASEAN. Perwakilan perempuan di parlemen bervariasi di antara negara-negara ASEAN. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mendesak dan mendukung kuota 30 persen wakil perempuan," terang Fadli.

Politisi Fraksi Partai Gerindra ini menambahkan, sangat penting untuk membentuk jalur implementasi agenda responsif gender di mana hak-hak perempuan dipromosikan, dilindungi, dan dipenuhi.

"Kita juga perlu memastikan lebih banyak partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan tingkat tinggi dan menyebar ke berbagai sektor yang tidak terbatas pada kesetaraan gender dan kepemimpinan perempuan saja," imbuhnya.

Ia mencontohkan, selama dua dekade terakhir, negara-negara ASEAN telah membuat kemajuan penting dalam meningkatkan keterwakilan perempuan di parlemen, dari 12 persen kursi yang diduduki perempuan pada tahun 2000 menjadi 22 persen pada tahun 2022.

"Peningkatan keterwakilan perempuan di parlemen, khususnya keterwakilan substantif dan kepemimpinan, dapat menyebabkan perubahan kebijakan di bidang-bidang yang sangat penting untuk mempromosikan kesetaraan gender dan kepemimpinan perempuan," urai Fadli.

Penelitian pun menunjukkan bahwa jumlah perempuan yang lebih tinggi di parlemen berkontribusi pada perhatian yang lebih kuat terhadap isu-isu perempuan.  Semakin banyak partisipasi perempuan dalam politik, maka akan semakin besar pula keterlibatan perempuan secara langsung dalam pengambilan keputusan publik.

Ke depan, kata Fadli, sangat penting untuk memastikan keterlibatan perempuan yang berarti dalam proses pembuatan kebijakan dan posisi kepemimpinan parlemen dan pemerintahan publik.  "Saya percaya bahwa mendukung kebijakan responsif gender dan kepemimpinan perempuan adalah kunci untuk membangun ketahanan ASEAN dan mengatasi tantangan dan kesulitan di masa depan," sebut Fadli.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Rizal Siregar
Editor: Novriadji Wibowo
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT