Sabtu, 27 Mei 2023 11:02 WIB
Setelah lulus kuliah, Akhmad Sekhu langsung merantau ke Jakarta dan bergaul dengan banyak seniman di Taman Ismail Marzuki (TIM). Ada moment yang baginya sangat berharga karena ia bersama para seniman TIM diundang khusus ke rumah sastrawan legendaris, Pramoedya Ananta Toer. Kesempatan yang sangat langka dapat bertemu langsung dan menginap di rumah sastarawan kebanggaan Indonesia, yang dulu berulang kali dinominasikan Nobel Sastra, sebuah penghargaan sastra paling prestisius di dunia.
“Bercakap-cakap dengan Bung Pram yang nada bicaranya begitu sangat bersemangat, kita dimotivasi untuk tetap semangat berkarya, “ ungkapnya penuh semangat.
Ada sebuah quote dari Pramoedya Ananta Toer yang paling diingat Akhmad Sekhu yang membuatnya tetap semangat berkarya, yang berbunyi begini:
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Akhmad Sekhu mengaku tak berpuas diri dengan pencapaian karya-karyanya sekarang, beberapa naskah menjadi PR belum selesai dikerjakan, di antaranya novel yang berlatar sejarah Reformasi dan novel sejarah tentang RA Kardinah, adik RA Kartini, pejuang kemanusiaan, yang mendirikan Rumah Sakit Kardinah di Tegal, tanah kelahirannya.
“Masih banyak PR dalam dunia kepenulisan yang harus saya kerjakan, semoga diberi umur panjang dan berlimpah rezeki karena perlu riset mendalam, sehingga saya bisa menerampungkan dua novel sejarah tersebut, “ tegasnya.
Obsesi Akhmad Sekhu, ia dapat mempersembahkan karya terbaik untuk masyarakat,
“Sebagai manusia, kita harus mau berusaha terus, dan saya ingin seumur hidup dapat berkarya terus," tandas Pemenang Cerpen Festival Fiksi Anak (2013). (mia)