Sorot: Manuver Gibran

Kamis, 25 Mei 2023 05:54 WIB

Share
Prabowo bertemu dengan Gibran di Solo. Foto: Tim media Prabowo.
Prabowo bertemu dengan Gibran di Solo. Foto: Tim media Prabowo.

Oleh Ilham, Wartawan Poskota

Nama Gibran Rakabuming Raka menjadi bahan perbincangan publik, pasca dipanggil Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Wali Kota Solo tersebut dipanggil lantaran memfasilitasi relawan Jokowi-Gibran bertemu calon presiden (capres) dari Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Pemanggilan anak sulung Jokowi tersebut ternyata menjadi titik nadi kepanikan para elite partai moncong putih tersebut, lantaran pertemuan berada di kandang banteng, di mana dukungan terhadap Prabowo yang terus bertambah.

PDIP sendiri tak berani menjatuhkan sanksi berat kepada Gibran, mengingat pengaruh keluarga Presiden Jokowi di Jawa Tengah sangat kuat. Apalagi Gibran digadang-gadang sebagai pemimpin Jawa Tengah di masa depan. Hal inilah yang membuat banyak pihak yang datang ke Solo melakukan manuver dan dansa politik.

Gibran yang terjun ke kancah politik sejak diusung sebagai Wali Kota Solo dinilai belum memiliki jam terbang politik yang mumpuni. Namun, sebagai petugas partai Gibran memberikan contoh bagaimana seorang pemimpin yang merangkul dan tidak membeda-bedakan.

Ketulusan Gibran menerima tamu untuk bersilaturahmi termasuk para capres merupakan seorang pemimpin yang mempersatukan dan mengenyampingkan perbedaan meski suhu politik sedang memanas menjelang pilpres.

Belum lagi, endorsement yang diberikan oleh Jokowi juga berpengaruh besar dalam elektabilitas capres yang dekat dengannya. Dan tentunya itu akan merugikan Ganjar sebagai capres PDIP. Apakah Jokowi juga dipanggil karena endorse? Hanya mereka yang tahu.

Publik menilai, mereka yang belum sepenuhnya mendukung adalah relawan yang sebelumnya cenderung pro terhadap Puan Maharani. Ganjar mulai kehilangan wibawa ketokohan dalam proses pengusungannya sebagai capres, karena terlalu dalamnya peran Jokowi.

Sehingga Ganjar dianggap sebatas wayang, tidak memiliki keputusan kecuali hanya patuh dan tunduk pada instruksi Jokowi dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri. Banyak beranggapan elite politik PDIP memang bisa mengatur-atur Gibran dan relawan Jokowi, namun tidak dengan pilihan hati-nurani para relawan.

Karena itu, dampak dari pemanggilan Gibran, muncul kesan di internal PDIP bahwa relawan Jokowi-Gibran di Jawa Tengah tidak solid dalam mendukung Ganjar sebagai capres. Waktu masih cukup untuk membenahi Banteng, jangan sampai ‘hattrick’ yang digaungkan, justru dibuat tak berkutik.

Editor: Rendra Saputra
Sumber: -
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar