ADVERTISEMENT

Kopi Pagi Harmoko: Bangkit dari Kemapanan

Senin, 22 Mei 2023 05:00 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

“Yang lebih dibutuhkan sekarang adalah kebangkitan membangun politik persatuan.Bangkit bersama membangun negeri dengan menghargai keberagaman, menghormati perbedaan dengan menguatkan kolaborasi”
-Harmoko-

 
PERINGATAN  Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) menjadi momen penting untuk memantapkan kembali semangat nasionalisme. Hendaknya kian  menyadarkan kita semua untuk cepat bergerak mengatasi segala permasalahan yang dihadapi bangsa ini.

Dulu, semangat nasionalisme dibangun untuk merekatkan persatuan dan kesatuan di antara masyarakat Indonesia dalam melawan penjajahan yang diawali dengan lahirnya organisasi “Boedi Oetomo – Budi Utomo”  Tahun 1908 yang diketuai Dr.Soetomo.

Semangat nasionalisme berlanjut melalui Ikrar Sumpah Pemuda tahun 1928, dengan tujuan berjuang bersama – sama melawan penjajahan untuk mencapai suatu kemerdekaan.

Perjuangan membuahkan hasil dengan diproklamirkannya “Kemerdekaan Indonesia” pada 17 Agustus 1945.

Kini, kebangkitan nasional hendaknya dimaknai membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan segenap lapisan masyarakat untuk mengatasi beragam tantangan. Bukan hanya yang terjadi saat ini, juga mendatang.

Ada “Semangat Untuk Bangkit” sebagaimana tema Hari Kebangkitan Nasional tahun ini.Tentu, bangkit menuju masa depan Indonesia yang lebih baik lagi.

Pejuang kebangkitan nasional, Dr.Wahidin Sudirohusodo, rekan seperjuangan Dr.Soetomo, di eranya telah mempelopori semangat untuk bangkit membebaskan kaumnya yang lemah. Mengangkat dari jurang penderitaan dan kenistaan serta kebodohan menuju kemandirian dan kemajuan.

Dengan menyisihkan uangnya sendiri, dan keluar masuk kampung mengumpulkan “dana pendidikan” untuk membantu anak – anak pintar – pandai yang putus sekolah karena kemampuan ekonomi keluarganya.

Di era sekarang, perlu bangkit dari keterpurukan pasca pandemi, ketertinggalan dari negara lain. Bangkit dari kemiskinan, kesenjangan sosial dan ekonomi serta ketidakadilan guna mewujudkan kesejahteraan sosial sebagaimana cita – cita sejak negeri ini didirikan.

Jelang Pemilu 2024, hendaknya bangkit pula dari pembelahan sosial akibat beda aspirasi dan kepentingan politik. Beda pilihan dan dukungan yang berujung kepada pembedaan perlakuan dalam kehidupan bermasyarakat. Lebih luas lagi, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT