ADVERTISEMENT

Intelektual Muda NU Minta Pesantren Al Zaytun Diberi Hak Jalankan Keyakinannya: Ini HAM

Senin, 22 Mei 2023 09:04 WIB

Share
Pesantren Al Zaytun Indramayu disorot publik. Foto: Kolase/Ist.
Pesantren Al Zaytun Indramayu disorot publik. Foto: Kolase/Ist.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pondok Pesantren Al Zaytun yang terletak di Indramayu, Jawa Barat belakangan ramai disorot berbagai pihak.

Bukan cuma masyarakat, namun sejumlah organisasi Islam mainstream ikut mempersoalkan kembali keberadaan Pesantren Al Zaytun ini.

Adapun kasus Pesantren Al Zaytun muncul ke publik usai salat Idul Fitri dengan model shaf yang tak lazim viral di sosial media. Tak lama, banyak organisasi Islam kemudian menginginkan agar ponpes ini diberi label sesat.

Ponpes ini dicurigai karena pesantren ini dibangun dan diketuai oleh Panji
Gumilang. Orang mengaitkan sosok Panji Gumilang dengan gerakan Negara Islam Indonesia (NII).

Makin menjadi-jadi, usai terdengar kabar kalau Pesantren Al Zaytun menyanyikan lagu Israel dan salam Yahudi. Panji Gumilang kemudian harus dipanggil Kemenag dan MUI untuk diminta klarifikasi.

Intelektual Muda NU Syafiq Hasyim menilai klarifikasi sebenarnya bisa saja dilakukan, apalagi oleh Kemenag sebagai wakil pemerintah. Namun andai klarifikasi itu dilakukan hanya untuk menentukan Pesantren Al Zaytun sebagai kelompok sesat atau tidak, itu hal yang mungkin dianggap bakal problematik dalam konteks kebebasan beragama.

Pemerintah yang seharusnya netral akan menjadi tidak netral untuk semua kelompok keagamaan. Padahal kata Syafiq, pemerintah seharusnya tidak memiliki kewenangan untuk menghakimi ajaran menjadi melampaui wewenangnya.

"Jika Kemenag mau melakukan klarifikasi, maka cukup itu dilakukan dengan cara diskusi. Tidak perlu harus memanggil. Namun bisa melakukan penelitian, apalagi kini Kemenag juga konsen dengan persoalan moderasi beragama," kata Syafiq Hasyim di saluran Cokro TV, disitat Senin 22 Mei 2023.

Syafiq setuju jika Panji Gumilang atau Abu Toto memiliki latar belakang yang terkait dengan NII --terorisme. Akan tetapi apakah latar belakang Panji Gumilang yang demikian ini lalu bisa digunakan untuk menggugat kembali keberadaan pesantren ini, itulah yang dipertanyakan oleh Syafiq.

"Sebenarnya Kemenag pernah melakukan riset yang cukup intensif atas Al Zaytun. Dilihat dari keberadaannya yang ada sampai sekarang, nampaknya pesantren ini tidak apa-apa. Bahkan pada tahun 2011, Menag saat itu Suryadharma Ali merasa kesulitan untuk mengaitkan Al Zaytun dengan gerakan NII KW 9 yang identik dengan gerakan terorisme di Indonesia," kata dia.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Rendra Saputra
Editor: Rendra Saputra
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT