"Telur yang dibeli itu juga kualitasnya buruk, mereka beli telur pecah, busuk. Ayam yang disiapkan juga sudah agak bau-bau tak sedap, sama dengan ikan asin itu kalau pas dijemur lalat saja enggak mau dekat," lanjut AB.
Selain itu, sambung AB, dalam pemberian nasi cadong untuk WBP di Rutan dan Lapas memang dilakukan kontrol oleh Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) atau KPR untuk rutan. Namun dari ribuan porsi nasi cadong diberikan untuk WBP hanya yang menjadi contoh pemeriksaan saja yang layak konsumsi, sementara lainnya tidak.
"Pas dilihat dan ditandatangani KPLP nasi paling atas bagus, sisanya enggak. Nasi cadong yang diantar ke blok juga enggak semua gratis, ada yang bayar Rp25 ribu," sambung dia.
Terkait hal itu, Koordinator Humas dan Protokol Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Rika Aprianti yang dihubungi untuk konfirmasi tak juga mendapat respon. Pesan WhatsApp yang dikirimkan tak juga mendapat balasan meski terlihat tanda pesan itu sudah dibaca. (Ifand)