JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Jalan rusak di Lampung menjadi sorotan publik, bahkan hal ini pun tak lepas dari sorotan Presiden Joko Widodo.
Hal yang menarik dari serba-serbi peristiwa itu, ada proyek sistem kebut semalam perbaikan jalan yang dilakukan Pemprov Lampung demi sekadar menyambut Presiden Jokowi.
Terkait persoalan jalan di Lampung ini, pengamat tata kota Yayat Supriatna pun ikut memberikan pandangannya.
"Ya ini sebetulnya menarik ya, ada pekerjaan yang super cepat sistem kebut semalam (SKS)-lah ketika presiden mau datang, jalan lalu diperbaiki. Saya kategorikan ini aspalnya aspal plastik. Cuma sekadar dipoles-poles sedikit," kata Yayat, disitat saluran Youtube Btv, Sabtu 6 Mei 2023.
Kata Yayat, sebenarnya penyakit kerusakan jalan di Lampung masuk dalam kategori berat. Namun pengobatan yang diberikan tak masuk akal.
"Penyakitnya berat, tapi pengobatannya ringan, kayak dikasih Aspirin saja. Jadi aspal plastik itu, Saya yakin dua hari jalannya rusak lagi," katanya.
Lebih jauh dijelaskan, Pemprov Lampung seolah tidak melihat kondisi lubang dan sebagainya. Mereka juga tak memperhatikan kondisi tanah, dan beban volume kendaraan yang melintas.
"Jadi cuma dikasih sirtu dipadatkan. Padahal kalau jalannya kelas 1, kelas 2, kelas 3, itu kan ada klasifikasi berapa volume kendaraan tonase yang diizinkan lewat situ," katanya.
Dia menduga, sebenarnya ada pembiaran yang buruk dari pihak terkait soal izin kendaraan yang melintas. Jadi seolah cuek, dan tidak dibatasi. Sehingga hal ini pun bakal dianggap menjadi momok di kemudian hari, walau PUPR sudah turun tangan bakal memperbaiki jalan-jalan rusak di Lampung.
Dia khawatir, semisal petugas Dishub di sana tak melakukan fungsi pengawasan untuk melarang truk bervolume besar melintas.
"Saya yakin memang terjadi pembiaran. Jadi seperti Jaka Sembung makan tomat nih, kagak nyambung bodo amat. Khawatirnya PU bangun jalan, tapi pengawas jalannya di Lampung tidak mengawasi," katanya.