JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Publik dibuat terkejut dengan munculnya isu anak Yasonna Laoly, Yamitema Laoly di pusaran kasus yang diduga terlibat dalam monopoli bisnis di lapas.
Munculnya isu anak Yasonna Laoly terseret kabar ini usai selebriti Tio Pakusadewo dalam podcast bersama Uya Kuya menyinggung arus bisnis di dalam lapas.
Walau tak menyebut nama, namun dari petunjuk yang dilempar Tio, netizen tiba-tiba langsung mengaitkan dengan sosok anak Yasonna Laoly, lengkap dengan sejumlah fakta yang menyertainya. Apalagi memang Tio menyebut penguasa bisnis adalah seorang anak menteri.
Terkait hal ini, pengamat politik Rocky Gerung pun ikut-ikutan menyoroti isu heboh tersebut. Menurut Rocky terlepas itu baru sebatas isu, namun di kepala publik sudah ada pretext yang meyakini bahwa semua pejabat tinggi itu memanfaatkan jabatannya untuk keuntungan nepotisme.
Dalil itu seolah muncul karena kepala negara yakni Presiden Jokowi turut memperlihatkan hal itu, bahwa anak-anaknya ikut berbisnis dan orang lalu menganggap pasti itu karena kedudukan ayahnya. Kendatipun secara akuntan sulit dibuktikan.
"Di bawah sadar bahwa setiap kedudukan politik itu punya efek pemanfaatan ekonomi. Nah itu jadi terima saja bahwa netizen itu juga punya feeling, punya firasat itu, dan firasat itu benarkan oleh hal-hal sebelum ini," kata Rocky Gerung di saluran Youtubenya, disitat Rabu 3 Mei 2023.
Apresiasi Netizen Sorot Anak Yasonna Laoly
Rocky mengaku tak heran melihat adanya bisnis retail di tengah-tengah lapas. Ini dianggap sebagai buah dari sistem pemenjaraan di Indonesia yang buruk.
Di satu sisi, Rocky turut mengapresiasi kerja-kerja jurnalistik yang dilakukan netizen untuk mengungkap dugaan skandal bisnis anak Yasonna Laoly di lapas. Sebab yang beredar di sosmed, cukup lengkap, mulai dari perjanjian antara LP dengan pengusaha untuk mengelola kantin, berapa fee yang harus dibayarkan, sampai produk-produk apa saja yang bisa diperjualkan.
Ini berkat isu itu dinilai Rocky bukan hanya sekadar rumor belaka. Tetapi sudah banyak didengar masyarakat sehari-hari. Karena bagaimana pun masyarakat pasti bergaul dengan orang-orang mantan napi.
"Dan ketika dengar itu, tiba-tiba ada garis merah, ada benang merah, oh begini polanya," katanya.
Semua ini dinilai Rocky terjadi karena fungsi KPK yang seolah tidak berjalan. Ketiadaan kapasitas KPK untuk memberi sinyal antikorupsimenyebabkan netizen berusaha mengambil peran menciptakan arus sejarah baru.