Selain itu, pendekatan yang bisa dibangun yaitu bagaimana mencari informasi tentang kejanggalan-kejanggalan, perilaku aneh, proses berpikir tidak wajar dan relasi sosial dari lingkungan terdekat yang dianggap mengetahui kehidupan yang bersangkutan.
Intinya Reza menekankan jika pendekatan scientific harus hadir menjawab kasus kematian AKBP Buddy Alfrits sekalipun akhirnya dia memang bunuh diri. Bukan justru melontarkan pernyataan sepersekian waktu kemudian tanpa pendekatan keilmuan.
"Kalau kita sebatas bicara tentang ada orang yang tertabrak kereta, maka kesannya kalau bukan kecelakaan, ini kemungkinan adalah, maaf, bunuh diri."
"Tetapi bagaimana kalau kemudian kisahnya begini, bahwa yang bersangkutan dalam kondisi tidak waras dan pengertian di bawah pengaruh obat-obatan tertentu. Misalnya obat-obatan tertentu dimasukkan secara paksa ke dalam tubuhnya, sehingga tingkat kesadarannya menurun, lalu dia menampilkan perilaku berbahaya sampai kemudian tertabrak. Apakah kemudian situasi Itu bisa disebut sebagai bunuh diri?" katanya.
Maka itu, dibutuhkan sekali lagi pendekatan keilmuwan agar jawaban dari Polisi benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Dan menjawab prediksi atau asumsi liar netizen yang seolah-olah mempertanyakan alasan mengapa AKBP Buddy Alfrits meninggal.
"Karena sekali lagi, masuknya zat-zat yang mempengaruhi kesadaran masuk ke dalam tubuh dengan cara dipaksakan, dikondisikan supaya kemudian menampilkan perilaku berisiko. Itu tadi sebabnya saya katakan tetap harus dicari tahu lewat pendekatan yang keilmuwan yang bisa dipertanggungjawabkan," kata Reza soal AKBP Buddy Alfrits.