Oleh Jokles, Wartawan Poskota
Seperti banyak diprediksi sebelumnya, setelah PDIP menetapkan capres, koalisi yang sudah terbentuk akan banyak berubah.
Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri Golkar, PAN dan PPP, misalnya, masih bisa berubah. Lebih - lebih setelah PPP mendukung pencalonan Ganjar Pranowo sebagai capres PDIP.
Sementara kita tahu, KIB hingga kini belum menentukan sikap mendukung capres PDIP atau calon yang diajukan parpol lain.
Meski begitu, KIB memberi sinyal politik akan bergabung dengan Koalisi Kebangsaan Indonesia Raya (KKIR) sebagaimana komitmen awal untuk membentuk koalisi besar. Tentunya, dengan mengajukan capresnya sendiri.
Jika melihat arah politik, koalisi besar akan mengajukan salah satu ketum parpol yang tergabung dalam koalisi besar. Yang sudah menguat, adalah Prabowo Subianto.
Sementara cawapresnya, boleh jadi dari salah satu ketum parpol koalisi besar. Yang menguat, Airlangga Hartarto. Namun, tidak menutup kemungkinan berasal dari luar koalisi besar.
Sejumlah tokoh sudah juga sering dipasangkan. Tetapi semuanya masih dalam batas wacana.
Yang pasti koalisi besar terus berlanjut, terealisasi, kalaupun PPP keluar dari KIB seperti dikatakan para petinggi KIB. Alasannya, itu komitmen politik yang sudah terbangun.
Di sisi lain, tanpa PPP pun, Golkar dan PAN sudah memenuhi Presidential Threshold dengan jumlah kursi di DPR sebanyak 126, melebihi ambang batas yang ditetapkan 115 kursi.
Jika KIB tanpa PPP tetap bergabung dengan KKIR, berarti akan muncul tiga paslon capres - cawapres.