Kisah Duka Kurir Paket, Sudah Gaji Kecil Gak Bisa Mudik, Kena Omel Customer Pula

Kamis 27 Apr 2023, 21:46 WIB
Kesibukan kurir paket .(aldi)

Kesibukan kurir paket .(aldi)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Seiring perkembangan teknologi membuat pola hidup masyarakat berubah, terlebih dengan adanya perusahaan expedisi yang membuat kemudahan orang dalam membeli suatu barang memalui medii online.

Namun, dibalik kemudahan tersebut membuat masyarakat tak beraturan dalam memilih kebutuhan yang dibelanjakan.

Pasalnya, barang-barang yang tidak masuk diakal pun turut dibeli melalui aplikasi belanja online yang nantinya akan diantar dengan menggunakan jasa pengiriman atau expedisi.

Apalagi saat bulan Ramadan tiba, banyak masyarakat yang membeli barang dengan melakukan transaksi online. Sehingga membuat perusahaan yang bergerak dibidang expedisi pun kelimpungan dengan masyarakat yang berbelanja online yang nantinya diantar menggunakan jasa pengiriman.

Salah satu pekerja jasa pengiriman atau yang akrab disapa kurir paket bernama Fadjar (38) mengatakan, bahwa ia tidak mendapatkan libur lebaran pada saat hari H Idul Fitri 1444 Hijriah. Bahkan, kata dia, banyak juga teman-temannya yang bekerja di Hari Raya Idul Fitri. 

Karena saking banyaknya paket yang harus diantar, ia pun rela tak bertemu orang tua dan sanak saudara di Kampung halaman pada Lebaran tahun ini.

"Waduh kacau (lebaran tahun ini), rata-rata 150 paket sampai 200 paket sehari yang saya bawa, padahal biasanya cuma 100 paket sehari," ujar Fadjar sat ditemui Redaksi Poskota di bilangan Jakarta Timur.

"Kita juga sedih bang udah gaji kecil terus gak bisa ketemu orang tua lagi di lebaran kali ini," sambungnya.

Kesibukan kurir paket.(aldi)

Tak cuma disitu, Fadjar pun turut menceritakan batapa kejamnya perusahaan ditempat dirinya bekerja. Menurutnya, jika gajinya setimpal dengan apa yang dikerjakan ia pun sangat menerima dengan lapang dada walapun tidak dapat libur dan mudik lebaran tahun ini.

"Kita mah sedih bang, kita ya dulu pernah di kontrak, terus tiba-tiba perusahaan seenaknya putus kontrak kita. Dan sekarang kita cuma kerja sebagai mitra tapi udah kaya pekerja kontak gak dibolehin libur gitu, udah gitu kita cuma dibayar per paketnya Rp1700. Coba abang bayangin jadi saya, sedih gak?," tuturnya seraya ingin mengeluarkan air mata.

Lanjut, pria yang sudah berkeluarga ini pun mengatakan, bahwa dirinya sangat stres, sebab kerap kali terkena omelan dari customer yang paketnya tak kunjung diterima/diantar. Hal ini dikarenakan, kata Fadjar, paket yang yang menumpuk di gudang, sehingga para pekerja keteteran dalam memilih dan mengantar paket kepad pemilik.

"Pusing saya tahun ini, udah gaji kecil, ditelponin custemer pula kalo lagi nganter (delive), kan saya jadi ribet. Soalnya paket bamyak banget bang," katanya.

"Soalnya kenapa bang, karena paket overload di gudang pas ramadan tahun ini dibanding tahun-tahun sebelunnya selama saya berkerja disini," tambah Fadjar menjelaskan.

Pria yang suka mengatar paket dengan motor matic ini juga menyebut, pada era Pandi Covid-19 pun kalah banyak dengan paket Ramadan 2023/1444 Hijriah ini. Oleh karena itu tahun ini perusahaan pemecah rekor pengantar paket terbanyak. Akan tetapi, kata Fadjar, walaupun paket berlimpah gaji  tak kunjung naik.

"Dan tahun ini paling parah dibanding tahun sebelumnya dan pandemi (Covid-19), tapi gaji saya tetap segitu-segitu aja bang. Padahal perusahaan udah menang banyak" jelasnya.

Fadjar menambahkan, dengan over kapasitas paket ini membuat dirinya tak bisa berlibur dengan keluarga. "Apalagi mudik, liburan sama istri aja gak bisa bang, waktunya gak ada," tandas Fadjar. (Aldi)

Berita Terkait

News Update