JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Baru-baru ini jagat maya dihebohkan dengan salat ied di Ponpes Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat.
Di mana, ada sejumlah kejanggalan dalam salat ied di Ponpes Al Zaytun, Indramayu, salah satunya yang paling disorot adalah adanya perempuan di belakang imam atau berada di shaf depan.
Bukan cuma itu saja, ada sejumlah hal yang turut dipertanyakan publik lainnya, di mana unggahan yang diposting Ponpes Al Zaytun Indramayu itu belakangan sudah dimatikan komentarnya karena diserbu netizen.
Berdasarkan sejumlah informasi yang dihimpun redaksi, Senin 24 April 2023, sederet kejanggalan dalam salat ied itu adalah mulai adanya wanita di shaf depan, lalu adanya kursi di tiap jemaah di belakang sejadah.
Bukan cuma itu saja, ada pula kejanggalan dua orang di samping kiri dan kanan imam yang terpisah dengan jemaah lainnya. Dan jarak salat para jemaah yang seolah dalam kondisi COVID-19. Terakhir para jemaah yang semua salat pakai sepatu.
"Please, aku bukan pengen cari keributan, aku cuma pengen nanya siapa tahu ada yang paham supaya tidak suudzon. Ini ma'had Al Zaytun itu seperti apa ya? Kenapa saat salat Ied ada perempuan di shaf paling depan?" tulis @tanyarifes yang belakangan ramai jadi perbincangan publik di Twitter.
"Satu hal yang gue heran, kenapa salatnya pakai jas semua kayak mau rapat. Enggak salah sih, cuma bingung saja masa enggak ada yang pakai baju koko atau gamis," kata akun @pnzlagi.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu, KH Satori, mengatakan bahwa dirinya tak mengerti cara beribadah yang dilakukan di Ponpes Al Zaytun Indramayu, termasuk dalam pelaksanaan shalat Idul Fitri 1444 Hijriyah lalu.
Satori mengatakan bahwa mereka semua muslim, akan tetapi selama ini memang dikenal mengeksklusifkan diri dan tertutup. Dia mengatakan bahwa ulama di Indramayu tidak memahami alur pemikiran mereka dan tidak tahu apa mahzab mereka.
Dia juga bilang selama ini tidak ada transparansi yang diterima oleh MUI terkait pesantren tersebut.
"Menurut syariat, jemaah perempuan tidak boleh berada di depan barisan jemaah laki-laki. Jemaah perempuan harus berada di belakang jemaah laki-laki," kata Satori, disitat Senin 24 April 2023.