ADVERTISEMENT

Analis Militer Soal Sosok Pilot Susi Air: Kalau Pendukung Papua Merdeka Ngapain Dibebaskan

Senin, 24 April 2023 07:41 WIB

Share
Pilot Susi Air Kapten Philips Marten yang disandera KKB. Foto: Kolase/Ist.
Pilot Susi Air Kapten Philips Marten yang disandera KKB. Foto: Kolase/Ist.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Analis Politik dan Militer Unas Jakarta, Selamat Ginting menyinggung soal proses pembebasan pilot Susi Air, Kapten Philips Marten, yang ditawan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Menurut Ginting, ada beberapa catatan berkaitan dengan pembebasan pilot Susi Air Kapten Philips Marten ini. Termasuk soal pendalaman profil siapa sosok pilot Susi Air itu sebenarnya yang perlu diburu Pemerintah.

Soal siapa sosok pilot Susi Air yang dibahas Ginting, berkaitan dengan peristiwa penyerangan KKB terhadap TNI, di mana 5 prajurit kemudian tewas.

Usai pemberitaan ramai menyoroti kemampuan Kopassus yang nampak tak berdaya hadapi KKB, Ginting menyebut ada sejumlah faktor lain yang menyertainya.

"Perlu dicari tahu, siapa Kapten Philips Marten ini, apakah dia bagian dari organisasi Papua merdeka? Kalau memang iya, buat apa juga kita bebaskan?" kata Ginting dalam diskusi di saluran Youtube Hersubeno Point, dikutip Senin 24 April 2023.

Dalam catatan Ginting, dari 20 negara yang mendukung keberadaan Papua merdeka, ada Selandia Baru juga yang ikut masuk di dalamnya. Di mana walau berpenduduk kecil, namun di sana ada 12 organisasi atau LSM yang mendukung gerakan Papua merdeka.

"Ini harusnya jadi catatan pemerintah, kenapa tidak menekan ke Selandia Baru untuk membebaskan sendiri, dalam artian bukan dengan tentara mereka, karena pasti tentara mereka sedikit sekali," katanya.

Berkaca Dari Operasi Mapenduma

Ginting lalu membandingkan bagaima operasi Mapenduma, Nduga, yang terjadi pada 1995-1996 melibatkan 9 orang tawanan.

Ketika itu, operasi yang dilakukan Kopassus kemudian berhasil membebaskan para tawanan. Apalagi, ada perempuan hingga wanita hamil yang turut ditawan.

Artinya jauh lebih kompleks dari peristiwa penyanderaan yang dilakukan KKB terhadap Kapten Phipips Marten saat ini.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Rendra Saputra
Editor: Rendra Saputra
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT