JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengamat intelijen dan pertahanan Ngasiman Djoyonegoro menganalisa status siaga tempur TNI ke Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang baru diputuskan Panglima Laksamana Yudo Margono.
Pria yang akrab disapa Simon itu mengatakan, dirinya sangat setuju dengan keputusan status siaga tempur TNI untuk menggempur beberapa daerah di Papua yang dianggap rawan aksi terorisme dari KKB.
Kata dia, keputusan status siaga tempur oleh TNI memang harus diambil lantaran pasukan atau prajurit diserang oleh KKB ketika berupaya melakukan penyisiran di daerah Mugi, Nduga, Papua untuk mencari pilot Susi Air Phillip Mehrtens yang disandera oleh kelompok tersebut sejak Februari 2023.
Menurut Simon, serangan ini direncanakan oleh kelompok kriminal bersenjata dan dapat diartikan sebagai ultimatum perang.
"Status siaga tempur sudah seharusnya dilakukan oleh TNI mengingat tim gabungan TNI diserang bukan dalam keadaan siaga perang," ujar Simon, disitat Antara, Rabu 19 April 2023.
"Melihat situasi tersebut, penyerangan ini direncanakan oleh KKB. Dalam konteks pertahanan TNI, itu dapat diartikan sebagai ultimatum perang," kata dia menegaskan.
Simon juga mengatakan bahwa serangan ini telah menimbulkan rasa tidak aman dan ancaman, sehingga ia setuju dengan keputusan TNI untuk memberlakukan status siaga tempur ke KKB.
Namun, ia menekankan pentingnya persiapan dan koordinasi yang matang dari TNI dalam menjalankan status siaga tempur ini, termasuk memperhatikan konsekuensi geopolitik dan pendekatan lain yang telah dilakukan oleh pemerintah.
"TNI harus benar-benar mempersiapkan diri dan memperhitungkan dengan matang setelah menetapkan status siaga tempur. Artinya, TNI harus terus berkoordinasi dengan stakeholders (pemangku kepentingan) lainnya dalam rangka melakukan operasi dalam status siaga tempur ini," kata Simon.
Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono juga menyatakan bahwa TNI meningkatkan operasi militer di beberapa daerah di Papua yang dianggap rawan aksi terorisme dari kelompok kriminal bersenjata dengan mengubah pendekatan halus menjadi status siaga tempur.
Tujuannya adalah untuk memperkuat naluri tempur para prajurit agar selalu siaga dalam menghadapi kelompok kriminal bersenjata.