Konferensi GPLC 2023 di India, Marsudi Syuhud Gelorakan Persatuan RI dengan Pancasila

Kamis 13 Apr 2023, 20:13 WIB
KH Marsudi Syuhud di ajang Global Peace Leadership Conference Indo-Pasific (GPLC) 2023, New Delhi, India. (Foto: Dok Pribadi)

KH Marsudi Syuhud di ajang Global Peace Leadership Conference Indo-Pasific (GPLC) 2023, New Delhi, India. (Foto: Dok Pribadi)

Kata Marsudi Syuhud, Indonesia hingga kini bisa hidup rukun dan damai walau masyarakatnya terdiri dari multiras, multietnis, dan multikultural, sama seperti Amerika Serikat berkat nilai-nilai luhur Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika yang diyakini dan diamalkan oleh mayoritas umat Islam di Indonesia.

"Nilai-nilai luhur yang kita amalkan di Indonesia ini sangat relevan dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama Islam yang dianut oleh mayoritas masyarakat Indonesia."

"Sebagaimana nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika, memiliki arti dan makna yang sama serta pandangan hidup bersama yang berbeda agama dalam satu bangsa dan negara," katanya.

"Dengan semangat 'Bhinneka Tunggal Ika' kami berhasil menyatukan lebih dari 700 bahasa daerah menjadi satu bahasa yaitu Bahasa Indonesia, mempersatukan 1.340 suku bangsa menjadi satu bangsa, bangsa Indonesia, mempersatukan pemeluk berbagai agama di Indonesia, umat Islam 86,70 persen, Kristen 10,72 persen (Protestan 7,60 persen, Katolik 3,12 persen), Hindu 1,74 persen, Budha 0,77 persen, Khonghucu 0,003 persen, dan lainnya 0,04 persen," kata Marsudi.

Dan dengan nilai Bhineka Tunggal Ika, Indonesia dikatakan Marsudi dapat menyatukan negara terpadat ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk 270.203.917 pada tahun 2020, dan negara paling muslim di dunia, dengan lebih dari 230 juta penganut.

"Kita semua bisa bersatu membangun peradaban bangsa indonesia. Hidup bersama dalam rukun dan damai," katanya.

Jika membayangkan Indonesia yang begitu besar dan berwarna dalam kehidupan bermasyarakat, tentu sangat dianggap tak mudah membuat republik ini aman, nyaman, harmonis, dan saling menghargai.

Akan tetapi, lanjutnya, selagi nyawa masih di badan, seorang manusia dinilai tak boleh apatis dalam menghadapi masalah.

"Selain bekerja keras untuk mencapainya, kami juga mendekatkan diri kepada tuhan kami sambil berdoa untuk perdamaian," kata Marsudi Syuhud menutup pidatonya di ajang GPLC 2023 tersebut.

Berita Terkait

News Update