"Saat itu korban di kamar mandi melihat seorang pria yang mencoba merekam dirinya. Buru-buru ia melaporkan ke petugas keamanan dan pihak kepolisian,” tuturnya.
Ia menuturkan, wanita yang hampir menjadi korban perekaman oleh pelaku telah dilakukan pemeriksaan oleh unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) guna mencari saksi-saksi lain yang mengetahui peristiwa tersebut.
"Dan juga untuk mengungkap ada tidaknya korban-korban lain yang pernah mengalami hal yang sama," ucapnya.
Diketahui, seorang pria yang merupakan pegawai restoran kepergok tengah merekam seorang wanita yang tengah bilas di kamar mandi Atlantis Samudera, Ancol, Jakarta Utara.
Insiden tak mengenakkan itu diketahui terjadi pada Minggu (9/4/2023), kemudian viral di media sosial setelah akun instagram @jakutinfo mengunggahnya.
Dalam unggahan korban yakni seorang wanita yang sudah berumah tangga menceritakan awalnya ia bersama keluarganya selesai renang di Atlantis sekira pukul and 16.44 WIB.
"Aku bilasn di kamar mandi cewe, Pas lg keramas udah ada perasaan gak enak dan niat buat tengok kanan kiri atas, eh bener aja lihat ada hp yg lagi rekam aku mandi dan aku lgsg teriak," tulis korban dalam akun tersebut.
Menurut keterangan korban, saat itu terduga pelaku belum sempat merekam. Sebab saat itu keburu dipergoki olehnya, dan terduga pelaku langsung dikejar lalu dibawa ke pos pengamanan.
"Aku akan share video ku pas nge'gap pelaku dan share foto pelaku! Supaya kita bs sama2 aware! Hati2 bgt girlsss," katanya.
Tak berhenti sampai disitu, setelah diperiksa ternyata di Hp terduga pelaku banyak video tak senonoh yang dengan korban berbeda. Bahkan ada video pengunjung telanjang lagi bilas berdurasi 2 menit.
"Setelah ketangkep dan kita amanin hp pelaku, ternyata korbannya bukan cuma aku.. bahkan ada video cewe mandi full telanj*ng kejadian tgl 11 maret 2023 (kurleb hampir 2 mnt durasinya," ucapnya.
Dalam akun tersebut korban menjelaskan dirinya sudah membawa terduga pelaku ke pihak kepolisian. Namun korban mengklaim polisi tak bisa memproses kasus tersebut karena tak cukup bukti.