JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Penasihat ahli Kapolri Irjen Pol (purn) Aryanto Sutadi mengomentari perseteruan memanas antara Ketua KPK Firli Bahuri dengan eks Direktur Penyelidikan KPK Brigjen Endar Priantoro.
Kata Aryanto, langkah Ketua KPK memecat Brigjen Endar dari lembaga antirasuah itu perlu dipertanyakan. Pasalnya, selama ini tidak ada catatan buruk berkaitan dengan kinerja, etik dari Brigjen Endar. Dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo tercatat masih menghendaki beliau di sana.
Aryanto lantas menduga kuat jika pasti ada kepentingan terselubung di balik perseteruan antara Ketua KPK dan Brigjen Endar.
"Padahal Ketua KPK-nya dari Polisi juga. Kenapa Brigjen Endar diberhentikan, padahal Kapolri justru memperpanjang? Kalau prestasinya tak bagus, harusnya Ketua KPK info ke Kapolri, kirim surat atau telepon, minta besok ganti yang lain."
"Sementara Kapolri masih menunjuk Endar di sana, wajar wong enggak pernah ada laporan kinerja enggak bagus, seperti pelanggaran kode etik, penilaian kurang baik dari Dewas dan sebagainya. Ini kok Kapolri mau perpanjang malah ditolak. Ini pasti ada perbedaan kepentingan pribadi," kata dia disitat AKI Malam, Sabtu 8 April 2023.
Kata dia, sebenarnya benturan antara penyidik dan pimpinannya adalah hal biasa dalam sebuah pekerjaan. Akan tetapi, Aryanto heran mengapa kasus ini justru sampai masuk ke level pimpinan tertinggi.
Di tengah kinerja KPK yang disorot, seharusnya lembaga antikorupsi itu bukan mempertajam narasi buruk di publik. Melainkan memperbaiki hasil tangkapan kecil --sesuai laporan Dewas-- hingga terus menjalin komunikasi positif dengan Polri.
"Tapi kok sekarang sampai level yang tinggi. Harusnya ada komunikasi dengan Polri, tapi ini malah justru mempermalukan KPK dan Polri yang seolah diadu domba dan dipermalukan di depan umum. Kerjaan pokoknya malah enggak, prestasinya kata Dewas kurang bagus."
Ke depan, Aryanto meminta kedua institusi Polri dan KPK agar segera sadar. Dia meminta jangan mengorbankan institusi demi kepentingan pribadi.
"Ini sudah keliru, yang jelas ini masalahnya pasti kepentingan pribadi. Ada konflik kepentingan antara Pak Firli dengan Pak Endar itu," katanya.
KPK juga diminta sadar tak bisa mengurus kasus korupsi sendirian. Karena bagaimanapun mereka dinilai tetap bakal membutuhkan Polri. Seperti yang disampaikan KPK dulu yang selalu meminta bantuan penyidik dari Polri dan meminta dukungan penuh.