Politik lagi-lagi membuat sepak bola berantakan.
Pada 2003, mimpi Irak untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 urung terlaksana.
FIFA awalnya sangat yakin Irak adalah lokasi paling tepat buat hajatan Piala Dunia U-20.
Namun sayang, situasi politik luar negeri membuat rencana tersebut buyar.
Invasi Amerika Serikat 20 tahun lalu di Irak mau tak mau memaksa FIFA memindahkan venue ke lokasi yang tak jauh, tepatnya di Uni Emirat Arab.
Kini terjadi pada negeri kaya Indonesia.
Tidak perlu disesali dan saling menyalahkan, toh nasi sudah jadi bubur.
Konstitusi lebih berharga daripada segalanya karena para pejuang negeri ini telah melahirkan konstitusi untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ingat pesan Presiden Jokowi pencoretan sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 bukan membuat akhir dari segalanya.
Indonesia lebih bermartabat menjunjung tinggi konstitusinya dan tidak ada yang bisa mengaturnya apa lagi hanya Si Kulit Bundar.
Bravo Garuda Muda. (*)