"Iya itu juga itu, Itu karena gaji kurang lancar, dan kita aktivitas sana-sini jadi sangat terhambat sekali," katanya.
"Memangnya berapa harusnya uang yang kamu terima?" kata Kapolres.
"Kami untuk gaji bulanan, itu kami Rp 1,5 juta, tetapi saya heran kenapa ditunda-tunda terus. Di situ saya berpikir terus," jawab pembunuh Dokter Mawar.
"Yang terkait dana covid dapat berapa?" kata Kapolres.
"Harusnya dari Rp 18 juta jadi Rp 8 juta, dipangkas-pangkas terus., Membuat iri hati juga entah mengapa."
Sementara itu Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua, Kombes Faizal Ramadani mengatakan, motif sementara pelaku nekat menghabisi nyawa korban adalah sakit hati.
Kata dia, pelaku pembunuh Dokter Mawar merasa tersinggung dengan pernyataan Dokter Mawarthi yang menyebutnya sebagai cleaning service.
"Ditambah pernyataan korban kepada tersangka KW yaitu 'kamu hanya cleaning service jadi kamu terima saja segitu'," kata dia.
Hingga kini Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah ada pelaku lain yang terlibat dalam pembunuhan ini.
Namun begitu, KW si pelaku pembunuhan Dokter Mawar mengaku hanya melakukan pembunuhan seorang diri.