Oleh: Miftahur Rahman, Wartawan Poskota
Nasi telah menjadi bubur. FIFA yang ngambek karena adanya penolakan terhadap kehadiran Timnas Israel di Piala Dunia U-20, akhirnya membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Imbauan Presiden Jokowi agar berbagai pihak tak mencampuradukkan antara olahraga dengan politik, sia-sia saja. Hanya jadi isapan jempol saja. Faktanya, dua kepala daerah yang stadion di wilayahnya menjadi lokasi laga Piala Dunia U-20, justru secara terang-terangan menolak kedatangan Timnas Israel.
Dua kepala daerah itu adalah Gubernur Bali, I Wayan Koster, dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Entah kebetulan atau karena sudah menjadi instruksi DPP PDI Perjuangan, kedua gubernur tersebut merupakan kader partai Banteng Moncong Putih.
Sepertinya, Presiden Jokowi bak makan buah simalakama. Sebagai kepala negara, ia harus mensukseskan gelaran piala dunia itu. Namun, sebagai kader PDI Perjuangan, Jokowi harus tegak lurus dengan sikap partai yang menolak Timnas Israel datang ke Indonesia.
Nasi telah menjadi bubur. Keputusan tegas telah diambil FIFA. Harusnya tidak seperti ini. Saat ini kita malu pada dunia internasional. Kita patut bertanya kepada PSSI dan pemerintah, kenapa ini bisa terjadi. Padahal ada ruang untuk berdiplomasi, mengantisipasi dan mengkomunikasikannya.
Seharusnya, keberatan mengenai kehadiran tim Israel di Piala Dunia U-20 dapat dibicarakan jauh sebelumnya. Bukan diributkan hanya beberapa bulan sebelum hajat internasional itu digelar. Upaya lobi-lobi yang dilakukan Ketum PSSI Erick Thohir terhadap Presiden FIFA pun menjadi sia-sia.
Nasi telah menjadi bubur. FIFA telah memutuskan memindahkan tuan rumah piala dunia U-20 ke Argentina. Banyak kerugian yang dialami Indonesia, akibat dari pembatalan tersebut. Baik kerugian materiil maupun buruknya citra Indonesia di mata dunia.
Berapa ratus triliun uang melayang akibat pembatalan tuan rumah Piala Dunia U-20 ini. Berapa banyak uang yang sudah dikeluarkan negara untuk mempersiapkan perhelatan akbar level dunia ini? Berapa anggaran yang dikeluarkan untuk mempersolek sejumlah stadion Indonesia, supaya pantas dan siap menjadi tempat laga internasional.
Belum lagi pendapatan yang akan diraih jika Piala Dunia U-20 jadi digelar di Indonesia. Dari sektor pariwisata, sektor penerbangan, kuliner, penginapan, souvenir, dan masih banyak lagi.
Nasi telah menjadi bubur. Indonesia sudah pasti ingin memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Namun, bukan lewat aksi-aksi penolakan Timnas Israel. Ada banyak forum resmi, seperti Sidang Umum PBB, yang bisa menjadi forum memperjuangkan Palestina.