ADVERTISEMENT

Dugaan Perundungan Pelajar SMA Insan Cendekia, Ini Penjelasan Sekolah

Sabtu, 1 April 2023 20:42 WIB

Share
Perundungan (Sumber ilustrasi: Vecteezy/Graphicsrf)
Perundungan (Sumber ilustrasi: Vecteezy/Graphicsrf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Pada tanggal 21 Februari tersebut, kata Alfian, kedua belah pihak telah saling bertemu yang diwakili oleh orangtuanya.

"Setelah itu, di tanggal 21 maret itu terjadi di sekolah, kami kumpulkan guru-guru. kami sampaikan bahwa apakah betul ini mencuri, memukuli, dan seterusnya. ternyata, di situ terjadi pengakuan yang terbalik. katanya tidak mencuri, padahal di hari minggu dan seninnya si anak ini mengaku mencuri. kami punya tim tatib di sekolah, itu sudah membuat semuanya, akhrinya ya sudah kalau seperti itu yang tadinya mengaku mencuri, jadi tidak mencuri. jadi bukan memukuli mengeroyok gitu ya, tapi dipukul satu kali itu," urainya.

Alfian Adi menyebut, yang terjadi di sekolahnya adalah murni pertengkaran antar siswa didiknya.

"Yurni bertengkar, yang uangnya diambil juga nggak terima, karena kan itu dari orang tuanya untuk jajan. Di hari selasa itu, kemudian memutuskan ya sudah kan tidak tahu kebenarannya yang mana, ini tadinya ngaku mencuri, karena ada orangtuanya jadi nggak mengaku begitu. padahal sebelumnya di catatan tim kedisiplinan kami, betul dia mengaku mencuri sejumlah uang miliknya si ini ini dan ini," terangnya.

Pihak sekolah yang mengoordinir mediasi tersebut pun mendamaikan kedua belah pihak dan tidak mengeluarkan anak didiknya.

"Waktu pertama ditanya mencuri kenapa? karena uang jajannya kurang begitu. kemudian saling minta maaf di situ di depan orangtua masing-masing. Karena kebetulan uang yang diambil hampir seluruh siswa laki-laki SMA," kata Alfian Adi.

Total, kata Kepala Sekolah ini, jumlah uang yang diambil oleh korban pengeroyokan berinisial MA ini mencapai Rp. 1 juta.

"Di atas Rp 1 juta. jadi ada yang Rp. 100 ribu, Rp. 50 ribu. setelah itu selesai, kemudian orangtua MA itu kemudian minta ganti rugi kepada 8 orang tua yang lain gitu. kami sebagai pihak sekolah kan menengahi. jadi poinnya itu dilaporkan ke mana-mana bukan karena permasalahan anaknya. permasalahan anaknya itu sudah selesai di level KPAD. jadi yang belum selesai itu, pak fachurrozzi nggak terima, minta sejumlah uang kepada 8 orangtua siswa" jelas Alfian Adi.

di KPAD, pihak sekolah telah mendapati 3 kali undangan, untuk konfirmasi dan juga mediasi dengan orangtua MA. Pihak sekolah pun telah siap untuk memfasilitasi orangtua dari para siswanya.

"Tapi yang diminta adalah yang belum ketemu pak fahrurozi minta sejumlah uang, akhirnya nggak ketemu. Kemudian kita mendapat panggilan dari KPAD ketiga kalinya hari Kamis kemarin. tapi, pak Fachrurrozzi membatalkan, tidak mediasi karena suatu alasan. jadi kamis itu kami sudah siap, orangtua menyampaikan sudah siap datang, tapi kemudian pak Fachrurrozzi ini tidak bisa datang. jadi mediasi itu yang menginisiasi pertama adalah sekolah. kita mengundang kedua belah pihak orangtua bahwa anaknya berkelahi. kemudian di hari itu juga selesai," Adi menjelaskan. 

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT