Dugaan Perundungan Pelajar SMA Insan Cendekia, Ini Penjelasan Sekolah

Sabtu 01 Apr 2023, 20:42 WIB
Perundungan (Sumber ilustrasi: Vecteezy/Graphicsrf)

Perundungan (Sumber ilustrasi: Vecteezy/Graphicsrf)

"Yurni bertengkar, yang uangnya diambil juga nggak terima, karena kan itu dari orang tuanya untuk jajan. Di hari selasa itu, kemudian memutuskan ya sudah kan tidak tahu kebenarannya yang mana, ini tadinya ngaku mencuri, karena ada orangtuanya jadi nggak mengaku begitu. padahal sebelumnya di catatan tim kedisiplinan kami, betul dia mengaku mencuri sejumlah uang miliknya si ini ini dan ini," terangnya.

Pihak sekolah yang mengoordinir mediasi tersebut pun mendamaikan kedua belah pihak dan tidak mengeluarkan anak didiknya.

"Waktu pertama ditanya mencuri kenapa? karena uang jajannya kurang begitu. kemudian saling minta maaf di situ di depan orangtua masing-masing. Karena kebetulan uang yang diambil hampir seluruh siswa laki-laki SMA," kata Alfian Adi.

Total, kata Kepala Sekolah ini, jumlah uang yang diambil oleh korban pengeroyokan berinisial MA ini mencapai Rp. 1 juta.

"Di atas Rp 1 juta. jadi ada yang Rp. 100 ribu, Rp. 50 ribu. setelah itu selesai, kemudian orangtua MA itu kemudian minta ganti rugi kepada 8 orang tua yang lain gitu. kami sebagai pihak sekolah kan menengahi. jadi poinnya itu dilaporkan ke mana-mana bukan karena permasalahan anaknya. permasalahan anaknya itu sudah selesai di level KPAD. jadi yang belum selesai itu, pak fachurrozzi nggak terima, minta sejumlah uang kepada 8 orangtua siswa" jelas Alfian Adi.

di KPAD, pihak sekolah telah mendapati 3 kali undangan, untuk konfirmasi dan juga mediasi dengan orangtua MA. Pihak sekolah pun telah siap untuk memfasilitasi orangtua dari para siswanya.

"Tapi yang diminta adalah yang belum ketemu pak fahrurozi minta sejumlah uang, akhirnya nggak ketemu. Kemudian kita mendapat panggilan dari KPAD ketiga kalinya hari Kamis kemarin. tapi, pak Fachrurrozzi membatalkan, tidak mediasi karena suatu alasan. jadi kamis itu kami sudah siap, orangtua menyampaikan sudah siap datang, tapi kemudian pak Fachrurrozzi ini tidak bisa datang. jadi mediasi itu yang menginisiasi pertama adalah sekolah. kita mengundang kedua belah pihak orangtua bahwa anaknya berkelahi. kemudian di hari itu juga selesai," Adi menjelaskan. 

Alfian Adi pun menegaskan, alasan orangtua korban melaporkan kejadian tersebut lantaran tidak terjadinya kesepakatan yang dimaksudkan. 

"Saya tegaskan poinnya pak fahrurozi itu melaporkan ke sana ke mari itu karena tuntutan beliau tentang sejumlah uang kepada orangtua. jadi tidak ada kaitannya dengan sekolah, karena putra pak fahrurozi sampai hari ini masih manjadi siswa kami," tegasnya.

Ia pun menegaskan, bahwa pihak sekolah memberikan hukuman kepada pelajar yang melakukan pemukulan terhadap MA.

"Apakah anak-anak yang melakukan pemukulan sudah dihukum sekolah? iya. bagaimanapun alasannya itu kan melalukan pemukulan salah. itu sudah kita bina, saat ini sedang menjalani pembinaan," pungkasnya. 

Sebelumnya, Seorang bocah Sekolah Menengah Atas (SMA) boarding school di Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor diduga jadi korban pengeroyakan oleh rekan-rekannya. 

News Update