ADVERTISEMENT

Pamer Kemewahan

Kamis, 30 Maret 2023 06:20 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Memprihatinkan jika gaya hidup seperti ini dipelopori oleh keluarga dan pejabat negeri. Ini jelas tak selaras dengan nilai – nilai luhur falsafah bangsa, Pancasila karena dapat menebarkan embrio munculnya kecemburuan sosial.

Lantas bagaimana dengan revolusi mental yang selama ini digalakkan? Jawabnya bisa beragam, tetapi revolusi mental sepertinya belum sepenuhnya mencapai target sebagaimana diharapkan.  

Jika kondisi seperti ini terus berlanjut, akan semakin jauh dari kemakmuran dan keadilan sosial, jauh dari cita – cita negeri ini didirikan.

Karena itu, sangat tidak berperasaan, di saat orang lain kesusahan, terlilit kesulitan ekonomi, sebagian orang pamer dengan mempertontonkan kemewahan seolah ikut menertawakan derita orang lain.

Seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini, agama apa pun mengajarkan kepada umatnya untuk hidup sederhana, tidak boros, tidak riya, tidak pula mengada – adakan.

Dalam filosofi Jawa dikenal “urip sak madyo” – hidup seadanya, secukupnya, sepantasnya, dan sewajarnya.

Patut diingat, sak madyo bukan berarti hidup miskin ( tidak berharta benda). Tetapi bagaimana menata diri agar hidupnya tidak berlebihan. Dapat membatasi diri dengan perbuatan semestinya, bukan yang tidak semestinya. Ora ngoyo, ora neko – neko (tidak terlalu berlebihan - di luar batas kemampuan, tidak macam – macam, tidak yang aneh – aneh).

Sak madyo, tentunya bukan saja dalam sikap perbuatan, juga ucapan yang kadang lebih tajam memamerkan kemewahan lebih dari fakta yang sebenarnya. Karenanya perlu menjaga mata agar tidak silau atas kepemilikan orang lain. Menjaga hati  agar tidak tergoda dengan beragam keinginan yang melebihi kemampuan. Menjaga diri agar dijauhkan dari rasa gengsi.

Ingat selama gengsi masih bersemayam dalam diri, sulit rasanya menjalankan pola hidup sederhana sebagaimana kata pepatah : Hidup itu sederhana, yang rumit pikiran kita. Hidup itu mudah, yang sulit maunya kita. Hidup itu murah, yang mahal gengsi kita.

Kuncinya, pikiran kita harus diarahkan kepada hal yang positif, maunya kita harus dibatasi, gengsi kita akhiri.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Deny Zainuddin
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT