ADVERTISEMENT

Legislator PAN Dorong Menkeu Segera Kembalikan Kepercayaan Publik

Selasa, 28 Maret 2023 12:53 WIB

Share
Anggota Komisi XI DPR RI, Fraksi PAN, Ahmad Najib . (Ist)
Anggota Komisi XI DPR RI, Fraksi PAN, Ahmad Najib . (Ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Viral isu seputar kinerja Kementerian Keuangan (Menkeu), Fraksi PAN DPR RI meminta Kementerian Keuangan untuk bisa mengembalikan kepercayaan publik. Bukan hanya kepada Kementerian Keuangan, menjadi sorotan tapi juga untuk kementerian/lembaga lainnya.

Anggota Komisi XI DPR RI, Fraksi PAN, Ahmad Najib menyatakan pupusnya kepercayaan publik dimulai sejak adanya kasus yang menyangkut salah seorang pegawai Dirjen Pajak, yang viral di media sosial.

"Menyikapi apa yang kita bahas pada hari ini, saya mencoba mengurai, bahwa semua ini berangkat dari permasalahan yang terjadi di media sosial, kemudian berkembang menjadi masalah-masalah lain. Dan tak hanya menyentuh pejabat Kementerian Keuangan tapi sudah ke semua pejabat publik," ujar Najib sapaan akrabnya saat RDP Komisi XI dengan Kementerian Keuangan, dikutip Selasa (27/3/2023).

 

Ia menyatakan perkembangan media sosial saat ini perlu ditangani secara serius dengan berkaca pada kejadian belakangan ini.

"Banyak konten, hastag, yang viral tanpa mempedulikan kebenaran dari konten. Yang penting konten itu menjadi yang teratas. Contohnya, dalam beberapa waktu kebelakang, yang menjadi viral adalah hastag Dirjen Pajak, Bea Cukai, Kementerian Keuangan," tuturnya.

Karena hal itu, Najib menekankan pentingnya penanganan masalah dan pengelolaan media sosial secara profesional.

"Karena kalau sudah masuk ke ranah media sosial, maka masalahnya akan menjadi bias. Tren saat ini para netizen tak hanya menyasar para pejabat tapi akun media sosial keluarga pejabat. Ada anak, ada istri dari pejabat tersebut," tandasnya.

Ia juga menekankan kedewasaan pengguna media sosial dalam menyikapi berbagai isu viral.

"Bahkan, baru-baru ini, saya tidak tahu apakah ini oknum atau apa, tapi ia ikutan emosi. Dia tidak memahami psikologi sebagai petugas Bea Cukai, ikut mengomentari dengan bahasa-bahasa yang kasar. Dan sebagai pegiat media sosial, ini adalah lahan. Jadi menurut saya, kalau memang belum bisa bermain medsos, tidak usah punya medsos," kata Najib.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Aldi Rinaldi
Editor: Deny Zainuddin
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT