ADVERTISEMENT
Rabu, 22 Maret 2023 23:00 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Diana Laird dan rekannya, Jonathan Bayerl, dalam komentar yang diterbitkan bersamaan dengan studi tersebut mengatakan karya itu membuka jalan baru dalam ilmu biologi reproduksi dan penelitian kesuburan untuk hewan dan manusia. Suatu ketika, misalnya, hal serupa mungkin dapat diterapkan pada mamalia yang terancam punah melalui satu sel jantan.
Mereka menuliskan penelitian tersebut bahkan mungkin menyediakan templat untuk memungkinkan lebih banyak orang seperti pasangan sesama jenis laki-laki memiliki anak kandung sambil menghindari masalah etika dan hukum donor sel telur.
Namun mereka mengatakan tidak jelas mengapa hanya sebagian kecil dari embrio yang ditempatkan pada tikus pengganti yang selamat. Alasannya bisa teknis atau biologis.
Masih terlampau dini untuk mengetahui apakah protokol tersebut akan bekerja pada sel punca manusia demikian ditekankan para ahli. ***
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT