ADVERTISEMENT

Masuk Polisi Nyogok Sampai Rp 2,5 M, Saor Bicara Siapa Pejabat yang Bermain

Senin, 20 Maret 2023 11:16 WIB

Share
Calo penerimaan Bintara disorot publik. Foto: Kolase ist
Calo penerimaan Bintara disorot publik. Foto: Kolase ist

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Praktisi hukum dan pegiat antikorupsi, Saor Siagian, menyoroti adanya uang pelicin dalam kasus penerimaan Bintara di lingkungan Polri. Belakangan kasus ini ramai kembali usai diatensi langsung Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Kompolnas.

Adapun uang sogokan penerimaan Bintara dalam masa 2022 lalu --yang terungkap ke publik-- yakni per orang ada yang dikenakan tarif Rp 350 juta, Rp750 juta, sampai Rp 2,5 miliar.

Kasus suap penerimaan Bintara itupun akhirnya terbongkar, dan ada 3 perwira dan 2 bintara Polda Jawa Tengah terjerat. Usai hukuman yang diberikan ringan, kini banyak publik menyoroti, agar kasus ini tak berhenti pada kelima orang tersebut.

"Kalau kita lihat ini lima orang panitianya. Pangkat tertingginya saja Kompol, tapi mintanya Rp 350 juta sampai Rp 2,5 miliar. Pertanyaannya, apakah mungkin uang itu cuma masuk ke lima orang ini?" kata Saor Siagian di AKI Malam, dikutip Senin 20 Maret 2023.

"Kalau sampai ada angka Rp 2,5 miliar, ini jelas bukan hanya ada panitia saja, karena mereka cuma pemain lapangan," kata Saor.

Dalam kasus kebanyakan soal penerimaan Bintara, lanjut dia, biasanya ada juga pejabat-pejabat Polisi yang bermain. Maka itu, dia berharap agar kasus ini diusut tuntas.

Dia juga mengapresiasi langkah Kapolri dan Kompolnas yang mendorong agar para pelaku calo penerimaan Bintara di Polri ikut di PTDH dan dipidana.

Sebab salah satu kejahatan di Kepolisian biasanya berawal dari proses rekrutmen yang bayar seperti ini. "Kalau sudah begini, apakah kita bisa berharap dia akan jadi polisi baik? Kalau sudah keluar uang sudah pasti nanti jadi penjahat!" kata dia.

Selain itu, Saor membongkar bahwa saat ini sebenarnya para oknum calo penerimaan Bintara juga sudah mulai melakukan aksi jemput bola. Banyak dari mereka berdasarkan fakta di lapangan, mulai bergerak mendatangi para calon-calon Polisi.

Maka itulah dia sangat curiga, pejabat polisi yang bermain adalah orang yang berada di level atas, karena seolah ada instuksi untuk jemput bola.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Rendra Saputra
Editor: Rendra Saputra
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT