ADVERTISEMENT

Jangan Kendor Bongkar Kekayaan Tak Wajar Pejabat

Sabtu, 18 Maret 2023 06:52 WIB

Share
Siap-siap Nyusul Rafel Alun, Gaya Hedon Pejabat Bea Cukai Eko Darmanto Dibidik
Siap-siap Nyusul Rafel Alun, Gaya Hedon Pejabat Bea Cukai Eko Darmanto Dibidik

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Oleh: Yahya Abdul Hakim, wartawan Poskota

 

PENGUSUTAN kekayaan tak wajar yang menjerat mantan pejabat  Direktorat Jenderal Pajak, Rafael Alun Trisambodo terus menggelinding ibarat bola salju. Setelah ketahuan memiliki harta tak wajar senilai Rp56 miliar , terbongkar kekayaan lain yang dimiliki ayah dari tersangka penganiayaan, Mario Dandi yakni temuan 40 rekening senilai Rp500 miliar serta uang sebesar Rp37 miliar yang tersimpan di dalam brankas penyimpanan atau safe deposit box di salah satu bank .

Kasus temuan kekayaan jumbo mantan pejabat ASN itu terbongkar setelah hebohnya berita penganiayaan anak dari Rafael yang secara sadis dan brutal menghajar anak dari pengurus GP Ansor, beberapa waktu lalu. Ramainya pemberitaan ditambah gencarnya netizen melacak latar belakang pelaku bermuara kepada aksi brutal sang ayah yang memiliki harta kekayaaan fantastis.

Ramainya  pemberitaan dan aktifnya netizen membongkar perilaku oknum pejabat  pamer harta , berbuntut pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang menambah geger setelah dirinya menerima laporan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) . Dalam laporan itu Mahfud menyebutkan PPATK menemukan data transaksi keuangan yang mencurigkan sebesar Rp300 triliun di Kementerian Keuangan.

Mahfud yang juga Ketua Tim Pengendalian Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) mengatakan angka tersebut didasarkan pada laporan tentang transaksi mencurigakan di lingkungan Kementerian Keuangan selama periode 2009 – 2023. Mahfud  mencurigai uang sebesar itu diduga pencucian uang.  Saat ini fenomena temuan transaksi janggal Rp300 T masih menjadi muara dari efek domino kasus Rafael seiring  dengan masih gencarnya media mengulas dan mengupdate pengusutan harta tak wajar para pejabat.

Kita berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan instrumen lainnya tak kendor melakukan penelusuran dan pengusutan kasus tersebut. Tak mudah memang mengusutnya jika melihat alur dan aliran dana harta tak wajar yang sudah menggurita hingga melibatkan nama istri dan anak anaknya bahkan pihak lain dengan dalih membuka perusahaan. Sejarah korupsi di sebuah institusi pasti tak berjalan sendirian melainkan melibatkan pihak lain di internal institusi  tersebut sehingga korupsi berjalan lancar.

Kita khawatir kasus tersebut kembali adem ayem seiring dengan kendornya pemberitaan setelah muncul perisiwa besar lainnya. Keterlibatan masyarakat khususnya netizen diharapkan ikut mendukung dengan memantau dan menginformasikan adanya harta tak wajar yang dimiliki para oknum pejabat supaya bola salju itu terus menggelinding. (*) 

 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT