JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ketua RW 01 Tanah Merah, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Bambang Setyono, mengatakan 90 persen warga yang tinggal di dekat lokasi kebakaran Depo Pertamina Plumpang telah kantongi sertifikat hak milik (SHM).
Menurut dia, berkat kepemilikan sah tanah yang mereka tempati, maka menjadi hak bagi warga Tanah Merah untuk tetap tinggal di samping Depo Pertamina Plumpang.
Penegasan itu disampaikan Bambang Setyono menanggapi dua opsi yang diberikan Presiden Jokowi terkait kasus kebakaran di Depo Pertamina Plumpang akhir pekan lalu. Jokowi saat melakukan kunjungan Minggu (5/3/2023), meminta kepada Menteri BUMN Erick Thohir menyiapkan dua opsi: Apakah Depo Pertamina yang pindah, atau relokasi warga.
"Depo Pertamina Plumpang berdiri sejak 1974. Ada saksi hidup, kebetulan dia Ketua RT di sini, yang tinggal sejak 1952. Setelah itu baru dibangun Depo."
"Untuk warga, kepemilikan lahan di RW 01, 90 persen sudah sertifikat, artinya legal bagi mereka karena sesuai dengan kepemilikannya. Mereka punya hak tinggal di sini," kata Bambang Setyono disitat Kabar Petang, Senin (6/3/2023).
Terkait adanya kabar soal buffer zone sejauh 50 meter sejak 2009 lalu --usai kejadian ledakan di Depo Pertamina Plumpang-- Bambang tak setuju menyebutnya sebagai kesepakatan. Sebab, itu hanya program pemerintah yang disampaikan merespons peristiwa ledakan 2009 lalu.
Akan tetapi, warga sejak saat itu tidak pernah mendapatkan sosialisasi, atau diberikan perlindungan ekstra yang sebenarnya sangat dinanti. Hingga kemudian justru terjadi petaka lagi di awal Maret 2023 ini.
"Sejak 2009 kami belum pernah dengar sosialisasi, itu program spontanitas saat itu saja. Kan kalau ada masuk ke dalam program tata ruang baik pendek, menengah, atau jangka panjang, kan harus ada sosialisasinya. Ini tidak. Belum pernah ada bicarakan hal ini," kata dia.
Terkait respons warga soal opsi yang diberikan Presiden Jokowi, apakah warga yang pindah atau Depo Pertamina yang bergeser, Bambang berharap agar warga tetap di lokasi tersebut. Hal itul pula yang selalu disampaikan warga kepadanya.
Sebab, jarak Depo Pertamina Plumpang dengan permukiman warga memang sangat dekat dan berbahaya bagi penduduk sekitar.
"Kalau masyarakat harapannya, ya deponya yang pindah. Itu kan bisa di tempat yang jauh dari warga masyarakat. Jadi kami berharap, entah Pertamina atau relokasi warga, yang penting keduanya tak boleh berdekatan," kata dia.