JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - DPRD DKI Jakarta meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk duduk bersama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mencari solusi terkait kebakaran depo Pertamina Plumpang, Koja Jakarta Utara pada Jumat (3/3/ 2023) malam.
Pasalnya, Kebakaran depo Pertamina di Plumpang ini bukanlah yang pertama kali, dan tidak diselesaikan secara permanen.
"Pemprov DKI lebih baik duduk bersama dengan BUMN Pertamina mencari solusi atas hal ini," kata Anggota Komisi B DPRD DKI, Gilbert Simanjuntak dalam keterangannya yang diterima Poskota.co.id, Sabtu (4/3/2023).
Dalam hal ini, Gilbert meminta masyarakat di sekitar Depo tersebut untuk direlokasi agar tidak ada lagi masyarakat yang menjadi korban atas insiden kebakaran hebat tersebut.
"Lebih baik masyarakat sekitar direlokasi ke rusunawa atau rusunami, dan membatasi pemukiman dengan jarak tertentu sesuai peraturan. Dana relokasi dapat dianggarkan dari kedua belah pihak, termasuk pembangunan rusun," ujar Gilbert.
Dalam catatan, terminal BBM Plumpang juga pernah meledak di tahun 2009 silam. Selain menimbulkan korban jiwa, peristiwa itu menimbulkan kerugian hingga Rp 17 Miliar.
Sebagai Informasi, sebanyak 1.085 warga mengungsi akibat si jago merah melahap Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara, yang terjadi pada Jumat, 3 Maret 2023 malam.
Mereka mengungsi di delapan lokasi titik pengungsian, mulai dari masjid, kantor kelurahan, hingga RPTRA.
Hal tersebut terlihat dari laporan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Sabtu (4/3/2023).
"Update data pukul 07.00 WIB informasi sementara lokasi pengungsian di Kantor PMI JU: 132 Jiwa, Masjid As Sholihin: 63 Jiwa, Kantor Kelurahan Rawa Badak Selatan: 79 Jiwa, Gedung Golkar Walang: 258 Jiwa, Kantor Sudinakertrans & energi JU: 74 Jiwa, Masjid Al Muhajirin: 60 Jiwa, Masjid Al Kuromaa: 63 Jiwa, RPTRA Rasella: 356 Jiwa. Jumlah: 1.085 Jiwa," demikian laporan Pusdatin BPBD DKI Jakarta.