Yayasan Puri Kauhan Ubud Launching 3 Buku: Air Sumber Kehidupan dan Penyembuh Peradaban

Jumat 17 Feb 2023, 19:12 WIB
Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana di sela peluncuran 3 buku di Djakarta Theatre, Jumat (17/2/2023). Foto: Dok Poskota.

Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana di sela peluncuran 3 buku di Djakarta Theatre, Jumat (17/2/2023). Foto: Dok Poskota.

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Yayasan Puri Kauhan Ubud secara resmi meluncurkan buku dan film pendek Sastra Saraswati Sewana. Peluncuran buku dan launching film yang mengambil tema 'Air Sumber Kehidupan dan Penyembuh Peradaban' itu, digelar di Djakarta Theater, Jumat (17/2/2023).

Acara peluncuran dihadiri berbagai kalangan seperti; Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno; Koordinator Staf Khusus Presiden Ari G. Dwipayana; Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit; Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki; Dirut Poskota Group Azisoko Harmoko; Sutradara dan Penulis Skenario Garin Nugroho; hingga Aktor Reza Rahadian.

Hal yang paling menarik dari ketiga buku ini adalah saling berkaitan satu sama lain, karena berkutat pada tema yang sama, yakni air sebagai sumber kehidupan. Ketiga buku tersebut menuliskan banyak sekali catatan sejarah, kisah budaya, serta sastra Bali yang dikemas menarik.

Buku pertama yang dirilis berjudul 'Nyapuh Tirah Lampuhan'. Ini adalah buku yang menggambarkan jejak peninggalan masa lalu di DAS Oos. 

Buku kedua, yakni 'Toya Uriping Bhuwana Usadhaning Sangaskara', yang berfokus pada catatan tentang air sebagai sumber kehidupan bagi masyarakat Bali.

Dan buku ketiga, berjudul 'Jaladhi Smreti', menceritakan soal pelabuhan kuno di Bali dan perannya bagi masyarakat ketika itu.

Pengalaman Panjang Masyarakat Bali Lestarikan Alam

Mensesneg Pratikno dalam sambutannya mengatakan, dirinya sangat terkesima dengan tiga buku karya Yayasan Puri Kauhan Ubud. Salah satu buku, kata dia, mendokumentasikan pelestarian alam dan pengelolaan air.

"Masyarakat Bali sejak dulu telah punya pengalaman panjang untuk melestarikan alam di sepanjang aliran sungai, untuk mencegah bencana, jaga ketahanan pangan, dan juga mensejahterakan masyarakat di sekitar," katanya.

Salah satu buku lainnya juga dimaknai menarik oleh Pratikno, karena memuat keberadaan pelabuhan kuno di Bali. Ini menunjukkan pelabuhan tersebut telah menjadi pintu gerbang arus barang dan orang pada era masyarakat Bali kuno.

Hal ini sekaligus mengingatkan masyarakat pada kejayaan Bali pesisir, kekuatan budaya, serta kemaritiman Bali.

News Update