ADVERTISEMENT

Nah ini Dia: Dituduh Produk Selingkuh, Ibu Tega Bakar Bayi Sendiri

Sabtu, 11 Februari 2023 08:08 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ibu cap apa Ny. Walyati, 36, dari Madiun ini? Cuma dituduh suami bahwa bayi itu produk perselingkuhan, langsung saja dibakar di tungku perapian. Tentu saja langsung wasalam.

Ny. Walyati sakit hati atas tuduhan itu. Masak iya sih, suami lupa akan “setroman” sendiri? Gara-gara memperturutkan emosi, Ny. Walyati ditangkap polisi.

Dalam masyarakat Jawa, keluarga yang punya anak cepat disebut “cethek”, sedangkan yang lambat punya anak disebut “jero”. Padahal yang tahu persis “jero” atau “cethek”-nya istri hanyalah suami, sebab dialah yang selalu “menjajagi”-nya kapan saja, dalam rangka menjalankan sunah rosul.

Ny. Walyati warga Ngranget Kecamatan Dagangan Madiun (Jatim), sudah lama menikah, tapi tak kunjung punya momongan. Hasil “kerja”-nya setiap malam sia-sia saja alias hanya kringetan doang! Suami pasrah saja, mungkin Allah belum mengizinkan istrinya punya momongan.

 

Ada memang yang menyarankan agar diobati pakai “daun lingga”, tapi Heru, 40, suami Walyati tidak mau.

Tiba-tiba Walyati melapor pada suami bahwa dirinya hamil. Kaget juga Heru, namun demikian dia tak menyatakan sikap. Baru ketika bayi itu sudah lahir dan dibawa pulang dari RS, Heru tak mau menyentuhnya, apa lagi menggendong.

“Bayi itu kan hasil perselingkuhanmu dengan lelaki lain.” Tudah Heru. Sedikit kata-katanya, tapi sengak didengar.

Sakit hati sekali Walyati. Masak suami sendiri lupa akan aksi setrum-menyetrumnya. Jika dituduh selingkuh, dengan lelaki mana membangun koalisi rebahan? Tak bisa menerima tuduhan suami, bayi merah umur 4 hari itu langsung dibakar di atas tungku perapian.

Tentu saja wasalam. Ny. Walyati yang ngumpet di hutan segera ditangkap polisi dan bayi yang sudah dikuburkan itu digali lagi untuk divisum.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT