ADVERTISEMENT

Mencekam, Jeritan dan Tangisan Terdengar Saat Proses Penyelamatan Korban Gempa Turki

Selasa, 7 Februari 2023 08:34 WIB

Share
Petugas menemukan bayi selamat dari runtuhan bangunan akibat gempa di Turki.(tangkap layar)
Petugas menemukan bayi selamat dari runtuhan bangunan akibat gempa di Turki.(tangkap layar)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID  – Suasana mencekam dan menyedihkan sangat dirasakan warga  akibat gempa berkekuatan Magnitudo 7,8 mengguncang Turki.

Jeritan orang-orang yang masih terperangkap di reruntuhan mengisi malam Selasa dini hari dan kerabat menangisi orang yang mereka cintai ketika jumlah korban tewas di Turki dan di tetangga barat laut Suriah meningkat menjadi lebih dari 3.700.

Reuters melansir gempa berkekuatan Magnitudo 7,8 mengguncang Turki dan Syria pada Senin pagi, sudah merubuhkan seluruh blok apartemen, menghancurkan rumah sakit, dan menyebabkan ribuan orang terluka atau kehilangan tempat tinggal.

Cuaca musim dingin yang membekukan menghambat upaya pencarian korban selamat sepanjang malam hingga Selasa.

Di bawah tumpukan puing di provinsi selatan Hatay, suara seorang wanita terdengar meminta bantuan. Di dekatnya, tubuh seorang anak kecil terbaring tak bernyawa.

Menangis di tengah hujan, seorang warga sekitar yang menyebut namanya Deniz meremas-remas tangannya putus asa.

"Mereka membuat keributan tapi tidak ada yang datang," katanya. "Kami hancur, kami hancur. Ya Tuhan... Mereka berseru. Mereka berkata, 'Selamatkan kami,' tapi kami tidak bisa menyelamatkan mereka. Bagaimana kami akan menyelamatkan mereka? Tak ada siapa-siapa sejak pagi," jeritnya.

Suhu turun mendekati titik beku semalaman, kondisi yang memburuk bagi orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan atau kehilangan tempat tinggal.

Di Kahramanmaras, utara Hatay, seluruh keluarga berkumpul di sekitar api unggun dan membungkus diri dengan selimut agar tetap hangat.

"Kami nyaris tidak berhasil keluar rumah," kata Neset Guler, berkerumun di sekitar api bersama keempat anaknya. "Situasi kami adalah bencana. Kami lapar, kami haus. Menyedihkan."(tri)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT