Mengenal Sejarah Bangunan Water Toren di Rangkasbitung Peninggalan Kolonial Belanda

Minggu 05 Feb 2023, 11:35 WIB
Bangunan water toren peninggalan zaman Belanda di Rangkasbitung, Lebak. (Foto: Ist).

Bangunan water toren peninggalan zaman Belanda di Rangkasbitung, Lebak. (Foto: Ist).

Sumber air yang ditampung pada water toren tersebut diambil dari wilayah Kabupaten Pandeglang, tepatnya dari sumber mata air Gunung Karang, Pandeglang. 

Kapasitas penampungan air bersih pada water toren tersebut mampu menampung air sebanyak 4 liter per detik. 

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, water toren dikelola oleh perusahaan air minum yang pada saat ini namanya Waterleideng Nedrijf. 

Melalui pengelolaan itu kebutuhan air bersih bagi masyarakat terakomodir dengan optimal.

Namun, sempat diambil alih oleh Jepang dan pengelolanya berubah nama menjadi Suido Syo.

Setelah beberapa tahun Jepang mengelola sarana water toren itu, pengelolaan  diambil alih oleh bangsa Indonesia setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945.

Setelah diambil dari Jepang, pengelolaan air water toren tersebut berubah lagi namanya dari Suido Syo menjadi Air Minum Rangkasbitung,  bukan lagi di water toren.

 Sejak itulah menara air peninggalan Belanda tidak difungsikan lagi, dengan kisaran sejak tahun 1970-an.

Menurut Kepala Museum Multatuli, Rangkasbitung, Lebak, Ubaidillah Muchtar bahwa water toren ini fungsinya sebagai tempat untuk menampung dan menyalurkan air bersih kepada masyarakat di Kota Rangkasbitung untuk kebutuhan sehari-hari.

"Rangkasbitung sudah menjadi Ibu Kota Kabupaten Lebak ketika Multatuli ada sejak 1856 silam. Nah untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat, maka pemerintahan Hindia Belanda zaman dulu membangun water toren itu sebagai sarana penampungan dan pasokan air bersih," ungkapnya, Minggu (5/2/2023).

Dijelaskannya, water toren di Rangkasbitung tersebut merupakan tempat penampung dan penyalur air bersih. Sementara, water toren di Warung Gunung, Lebak salah bak pengontrol ketika terjadi gangguan kelancaran pasokan air.

"Di Lebak ada dua bangunan water toren yang dibangun secara bersamaan pada zaman Belanda dulu. Yaitu di Warung Gunung dan Rangkasbitung, keduanya punya fungsi yang berbeda, satu untuk penampungan dan penyaluran dan satu lagi untuk pengontrolan," bebernya.

Berita Terkait

News Update