"Buktinya ke UI, Alhamdulillah dia kan lewat jalur itu (atlet), alhamdulillah orang tuanya kan juga salah satu pelatih nasional dan ibunya juga aktif sekali ke pihak sekolah," sambungnya.
Semasa sekolah pun, almarhum Hasya merupakan siswa yang tertib dan disiplin.
Salah satunya, kerap mengerjakan tugas ditengah tengah deadline PR sekolah.
"Saya bilang kirimin aja tugasnya ke email saya, kalau misalkan hari ini alasannya gak masuk karena kemarin kecapaian abis latihan, Hasya selalu kirim," terangnya.
Hasya pun menempuh pendidikan SMAnya tahun 2020-2022.
Hasya pun melanjutkan sekolahnya ke Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) jurusan Sosiologi, tahun 2022.
Begitu juga dengan Dwi Syaviera (50) ibu dari Almarhum Hasya mengungkapkan, anaknya kerap bertanding di ajang olahraga besar tingkat daerah hingga nasional.
"Anak baik, prestasinya sangat banyak, almarhum adalah atlet taekwondo, selama ini ada di Kabupaten Bekasi," ujar Dwi saat konperensi pers, Senin (30/1/2023) lalu.
Dwi mengatakan, Hasya telah dididik menekuni olahraga Taekwondo selama 10 tahun terakhir.
Bahkan seharusnya, pasca Hasya meninggal dunia pada (6/10/2022) lalu, tiga pekan kemudian, akan mewakili atlit Taekwondo untuk daerah Banyuasin.
"Kedua, seminggu setelah almarhum meninggal, harusnya mewakili UI dalam menjuarai Kapolda CUP," ucap Dwi.
Diberitakan sebelumnya, usai Hasya meninggal dunia karena ditabrak oleh terduga pensiunan polisi, almarhum Hasya ditetapkan tersangka.