JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Stasiun Manggarai dipilih menjadi lokasi pengembangan stasiun sentral atau pusat.
Salah satu alasannya adalah posisi yang strategis.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), pun menjelaskan alasan pemilihan Stasiun Manggarai menjadi lokasi pengembangan stasiun sentral.
“Stasiun Manggarai dipilih menjadi lokasi pengembangan stasiun sentral mengingat posisinya yang sangat strategis dan perannya yang sangat vital dalam menunjang layanan kereta api di Ibu Kota,” kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Zulfikri dalam keterangannya, Jumat, (20/1/2023).
Dia menjelaskan saat ini Stasiun Manggarai sudah mengemban peran menjadi stasiun hub untuk tujuh persimpangan jalur kereta api.
Baik dari jalur kereta api yang mengarah ke Jatinegara, arah ke Jakarta Kota, arah ke Tanah Abang, arah ke Bogor, arah ke depo KRL Bukit Duri, arah ke Pusat Gudang Persediaan, serta mengarah ke Balai Yasa Manggarai.
Hal itu membuat Stasiun Manggarai menjadi stasiun tersibuk yang melayani lebih dari 20.000 penumpang dan 616 perjalanan KRL setiap hari sebelum pandemi.
Stasiun Manggarai kemudian dikembangkan oleh DJKA untuk menjadi stasiun sentral yang akan memiliki 18 jalur aktif saat pengoperasian penuh.
Sayangnya hal tersebut mungkin masih lama tercapai lantaran masih ada beberapa keluhan yang dilontarkan oleh pelanggan. Terutama masalah lif dan eskalator yang sering mati dan memakan waktu lama untuk memperbaikinya.
"Betapa susahnya sparepart eskalator ini ditemukan di Jakarta, sehingga butuh 10 hari baru bisa tiba di Stasiun Manggarai, kita sebagai pengguna KRL jadi susah. Saya dengar sparepartnya susah," ujar Darso Arief pengguna KRL di Stasiun Manggarai kepada Poskota.
"Kenapa pula lama waktu pengerjaan perbaikan eskalator ini harus dititup..? Supaya pengguna jangan tau kalau batas waktu perbaikan sudah lewat," sambungnya.