ADVERTISEMENT

Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan, Politisi Pengkhianat Bisa Kualat

Selasa, 17 Januari 2023 05:00 WIB

Share
Ratusan orang yang terdiri dari mahasiswa, buruh dan tani menggelar aksi unjuk rasa menyuarakan isu-isu terkait agraria dan menolak kenaikan harga BBM di depan Gedung DPR/MPR RI. (foto: poskota/pandi)
Ratusan orang yang terdiri dari mahasiswa, buruh dan tani menggelar aksi unjuk rasa menyuarakan isu-isu terkait agraria dan menolak kenaikan harga BBM di depan Gedung DPR/MPR RI. (foto: poskota/pandi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

KOMISI Pemulihan Umum (KPU) mewacanakan pada Pemilu 2024 mendatang akan menggunakan sistem proporsional tertutup.

Dalam sistem itu, pemilih hanya dapat memilih partai politik secara keseluruhan. Bukan memilih  kandidat yang dianggap bakal mewakili suara rakyat di legislatif. 

Dalam sistem proporsional tertutup juga para kandidat ditentukan oleh para petinggi partai.

Belum tentu rakyat pemilih mengenal siapa calon kandidat yang akan mereka coblos sebagai wakilnya nanti.

Sontak, wacana tersebut membuat beberapa parpol meradang . Terhitung, ada delapan partai politik yang tegas menolak sistem Pemilu Proporsional Tertutup.

Delapan parpol tersebut meliputi, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Nasdem, Partai Demokrat,  Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Banyak latar belakang penolakan sistem yang dianggap sudah tak sesuai dengan perkembangan zaman ini.

Di era digital, setiap politisi bisa dengan mudah mengenalkan siapa dirinya kepada masyarakat luas melalui media sosial.

Dan netizen pun akan mudah memilih siapa tokoh atau politisi yang benar-benar memiliki kemampuan dan memihak pada kepentingan rakyat.

Ada yang menilai, sistem proporsional tertutup hanya menciptakan calon kandidat karbitan. 

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT