ADVERTISEMENT

Soal 'Ciki Ngebul' Menelan Korban, Ini Antisipasi Dinkes Pandeglang

Rabu, 11 Januari 2023 16:49 WIB

Share
Kepala Dinkes Pandeglang, RD Dewi Setiani. (ist)
Kepala Dinkes Pandeglang, RD Dewi Setiani. (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

PANDEGLANG, POSKOTA.CO.ID - Ditemukannya kasus keracunan makanan yang diduga akibat jajanan 'Ciki Ngebul' terhadap 7 siswa SDN di Daerah Ciawang, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, pada akhir November 2022 lalu, menjadi kewaspadaan pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang.

Pihak Dinkes Pandeglang, terhadap kasus tersebut yaitu dengan memberikan imbauan kepada masyarakat dan para pihak Fasilitas Kesehatan (Faskes) yang ada di masing-masing wilayah di Pandeglang, agar melaporkan jika ditemukan kasus keracunan jajanan. 

"Kami sudah memberikan himbauan kepada masyarakat dan semua Faskes, agar segera melaporkan jika ditemukan kasus keracunan pangan akibat "Ciki Ngebul" atau Ciki berasap Nitrogen Cair," ungkap RD Dewi Setiani, Kepala Dinkes Pandeglang, Rabu (11/1/2023). 

Selain memberikan himbauan, pihaknya juga akan turun ke lapangan dalam melakukan pencegahan keracunan jajanan yang ditemukannya kasus tersebut di luar daerah, agar tidak terjadi di Kabupaten Pandeglang.

Karena lanjut Dewi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga telah mengeluarkan Surat Edaran berisi instruksi agar dinas kesehatan kabupaten/kota dan rumah sakit melaporkan temuan kasus keracunan pangan akibat jajanan Chiki berasap Nitrogen Cair 'Chiki Ngebul' di wilayah masing-masing. 

"SE itu kami tindaklanjuti dengan menghimbau kepada seluruh Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Pandeglang untuk melaporkan ke Dinas Kesehatan," katanya. 

Kepada seluruh Masyarakat juga tambah Dewi, dihimbau untuk melaporkan jika terjadi gejala keracunan pangan seperti mual, muntah, begah perut setelah mengkonsumsi jajanan Chiki berasap Nitrogen tersebut. 

"Selain itu, masyarakat juga perlu lebih selektif dalam memilih jajanan yang aman untuk anak, mohon diperhatikan tanggal kadaluarsa, komposisi bahan makanan dan kandungan dari makanan," pungkasnya. (samsul fatoni)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT