Mengawali tahun politik 2023, gerakan silaturahmi politik tak hanya terjadi di kalangan elite parpol yang hendak membangun koalisi capres. Di level bawah, caleg anggota DPRD pun semakin giat membangun silaturahmi dengan warga yang berada di dapilnya ( daerah pemilihan).
“Tak hanya bersilaturahmi, juga mulai menebar janji,” kata mas Bro mengawali obrolan warteg usai maksi bersama sohibnya, Yudi dan Heri.
“Bersilaturahmi kan bagus. Bukankah memberi salam dan bersilaturahmi bagian aktivitas yang diajarkan oleh agama kita?” kata Heri.
“Kita harus hormati kalau ada calon anggota dewan yang turun ke bawah, menyapa warga. Bergaul langsung dengan masyarakat untuk mengetahui apa yang dibutuhkan. Sebut saja ini bagian dari menyerap aspirasi,” tambah Yudi.
“Kegiatan positif harus kita dukung. Jangan berprasangka buruk” tambah Heri.
“Loh saya mendukung, bahkan saya ikut hadir kalau ada calon anggota dewan yang turun ke tengah – tengah lingkungan kita. Sebagai tamu kehadirannya wajib kita hormati,” jawab mas Bro.
“Loh terus masalahnya di mana, kalau ada caleg datang bersilaturahmi ke lingkungan kami,” tanya Heri lagi.
“Nggak ada masalah, kami sambut dengan senang hati. Masalahnya kalau ada caleg yang banyak menebar janji, tetapi lupa kalau sudah jadi,” urai mas Bro.
“Oh aku paham. Maksudnya caleg rajin turun menyapa masyarakat menjelang pemilu. Setelah pemilu, terpilih sebagai wakil rakyat, nggak pernah datang lagi. Lupa akan janjinya,” kata Yudi.
“Tapi nggak semua caleg begitu,” kata Heri.
“Nggak semua, tetapi kalau sering kita jumpai, apa namanya?” kata Yudi.